Tanaman dringo dipercaya bisa membantu mengatasi masalah pencernaan hingga meningkatkan fungsi kognitif.

Tanaman dringo (Acorus calamus) juga dikenal sebagai jeringau adalah tumbuhan herbal yang berasal dari keluarga Acoraceae.
Tanaman ini dikenal dalam berbagai bahasa dan budaya, dengan nama-nama lokal seperti jeringau (Indonesia) dan calamus (Inggris).
Dringo telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena khasiatnya yang beragam. Penasaran? Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!
Karakteristik Tanaman Dringo
Dringo tumbuh di daerah lembap, seperti tepi danau, sungai, dan rawa. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar 75 cm, dengan daun berbentuk lanset berwarna hijau cerah.
Rimpang dringo berwarna putih, beraroma khas, dan menjadi bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan. Selain itu, tanaman ini memiliki sejarah panjang penggunaan dalam berbagai tradisi pengobatan.
Ibu perlu tahu, Ini 13 Tanaman Obat yang Sebaiknya Ada di Rumah.
Manfaat Tanaman Dringo untuk Kesehatan
Dringo menawarkan berbagai manfaat kesehatan, di antaranya:
- Mengatasi masalah pencernaan: Dringo dapat membantu meredakan masalah pencernaan seperti perut kembung, mual, dan diare.
- Efek anti-inflamasi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dringo memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
- Mengurangi stres dan kecemasan: Dringo dapat memiliki efek menenangkan pada sistem saraf, membantu mengurangi stres dan kecemasan.
- Meningkatkan fungsi kognitif: Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi dringo dalam meningkatkan memori dan fungsi kognitif.
Penggunaan Tanaman Dringo dalam Pengobatan Tradisional
Dalam pengobatan tradisional, dringo digunakan untuk berbagai keperluan, seperti:
- Obat batuk dan pilek: Rimpang dringo sering digunakan untuk meredakan gejala batuk dan pilek.
- Penyakit kulit: Dringo dapat digunakan secara topikal untuk mengobati penyakit kulit tertentu.
- Masalah gigi: Beberapa budaya menggunakan dringo untuk mengatasi masalah gigi dan mulut.
- Sebagai tonik: Dringo juga digunakan sebagai tonik untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Efek Samping dan Peringatan
Meskipun dringo memiliki manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Toksisitas: Penggunaan dringo dalam dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan diare.
- Interaksi obat: Dringo dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, sehingga konsultasi dengan dokter sangat penting.
- Keamanan untuk ibu hamil dan menyusui: Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari penggunaan dringo karena kurangnya data keamanan.
Selain dringo, kamu bisa juga meredakan stres dan kecemasan dengan obat alami. Simak selengkapnya, 7 Jenis Obat Alami untuk Redakan Kecemasan Berlebihan.
Cara Menggunakan Tanaman Dringo
Dringo dapat digunakan dalam beberapa cara:
- Teh dringo: Rimpang dringo dapat dikeringkan dan diseduh menjadi teh.
- Ekstrak dringo: Ekstrak dringo tersedia dalam bentuk kapsul atau cairan.
- Aromaterapi: Minyak esensial dringo dapat digunakan dalam aromaterapi untuk efek relaksasi.
Dringo dalam Penelitian Ilmiah
Penelitian tentang dringo masih terus berlangsung. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji khasiat dringo dalam berbagai bidang, seperti:
- Aktivitas antimikroba: Penelitian menguji potensi dringo sebagai agen antimikroba.
- Efek pada sistem saraf: Beberapa penelitian fokus pada efek dringo terhadap stres dan kecemasan.
- Penggunaan dalam pertanian: Dringo telah diteliti sebagai biopestisida.
Kesimpulan
Dringo adalah tanaman herba dengan sejarah panjang penggunaan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini menawarkan berbagai potensi manfaat kesehatan, mulai dari masalah pencernaan hingga efek anti-inflamasi dan penenang.
Namun, penting untuk menggunakan dringo dengan hati-hati dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakannya, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.