“Kamu bisa mengatasi mata merah dengan mengistirahatkan mata, menggunakan obat tetes, menggunakan air mata buatan, hingga mengompres mata yang merah.”



 

 

Berita baiknya, apabila kondisi ini tidak muncul dengan gejala lain, biasanya kondisi ini menandakan gangguan mata yang terbilang ringan. Sebab, kondisi ini masih dapat kamu atasi di rumah dengan perawatan sederhana.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mata Merah?

Jika kondisi terjadi tetapi tidak disertai dengan gejala apa pun, kamu bisa menanganinya dengan melakukan perawatan sederhana secara rumahan.

Berikut adalah beberapa cara ampuh yang dapat kamu lakukan sebagai perawatan mata merah

1. Kompres mata yang merah

Kamu bisa melakukan pengompresan pada mata yang merah. 

  • Siapkan wadah yang berisi air dingin dan hangat.
  • Gunakan kain yang lembut untuk mengompres area mata.
  • Kompres bagian mata secara bergantian menggunakan kompres dingin dan hangat selama 3 hingga 5 menit.
  • Setelah selesai, keringkan area mata.

2. Hindari penggunaan riasan mata

Selama mengalami kondisi ini, sebaiknya hindari penggunaan riasan mata.

Selain itu, pastikan untuk selalu membersihkan riasan mata menggunakan bahan dan cara yang tepat untuk menghindari kondisi ini.

3. Jangan Menggaruk

Saat kamu mengalami kondisi ini, sebaiknya jangan menggaruk mata. Jika mata terasa gatal dan tidak nyaman, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit.

4. Hindari Penggunaan Lensa Kontak

Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya hindari penggunaan lensa kontak.

  • Batasi penggunaan lensa kontak saat kamu mengalami kondisi ini.
  • Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum menggunakan atau melepas lensa kontak.
  • Pastikan cairan yang kamu gunakan untuk menyimpan lensa kontak masih dalam kualitas yang baik.

5. Istirahatkan Mata

Kamu bisa mengistirahatkan mata untuk sementara dengan menghindari gadget atau memejamkan mata.

Kamu juga bisa menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi berbagai makanan dengan kandungan nutrisi yang mata butuhkan. 

Hindari juga kebiasaan merokok karena paparan asap rokok dapat memicu iritasi mata.

Selain itu, ada beberapa obat sakit mata yang bisa kamu dapatkan tanpa resep dokter untuk mengatasi kondisi ini, tergantung penyebabnya.

6. Gunakan air mata buatan

Tetes mata atau air mata buatan, secara klinis juga dikenal sebagai tetes penenang. Ini adalah obat tetes mata yang bisa kamu dapatkan tanpa resep dokter. 

Obat tetes mata memiliki formulasi untuk mengembalikan kelembapan pada mata yang kering dan meradang.

Tetes mata merupakan perawatan yang umum dan perlu kamu terapkan cukup sering. Sebab, kebanyakan orang cenderung kurang memanfaatkannya.

7. Obat tetes mata antihistamin

Cara mengatasi mata merah selanjutnya, kamu bisa menggunakan obat tetes mata antihistamin.

Obat mata ini mengandung zat yang dapat mengobati gejala alergi mata, terutama gatal, kemerahan, nyeri, perih, atau bengkak. 

Beberapa obat mata antihistamin ini bisa kamu dapatkan tanpa resep dokter, tapi ada juga yang memerlukan resep dari dokter.

Obat ini bekerja dengan mengecilkan pembuluh darah yang bengkak untuk mengurangi kemerahan.

Apa Saja Penyebab Mata Merah?

Sebelum mengetahui apa saja cara mengatasi kondisi ini, ketahuilah apa saja penyebab mata merah.

Secara umum, gangguan mata ini terjadi akibat pembengkakan atau melebarnya pembuluh darah pada sklera atau dasar selaput putih mata. 

Kondisi ini dapat terjadi akibat sejumlah faktor, seperti: 

1. Alergi

Kondisi ini terjadi ketika mata bereaksi terhadap alergen atau zat penyebab alergi

Contohnya seperti debu atau bulu hewan, yang memicu jaringan mata melepaskan zat histamin. 

2. Blefaritis

Blepharitis adalah kondisi mata umum yang membuat kelopak mata merah, bengkak, iritasi, dan gatal.

Kondisi ini dapat menyebabkan serpihan seperti ketombe berkerak pada bulu mata. Blefaritis bisa membuat tidak nyaman, tetapi masalah mata ini tidak menular.

Selain itu, blefaritis juga umumnya tidak menyebabkan kerusakan permanen pada mata. 

Adapun kondisi ini biasanya terjadi ketika kelenjar minyak kecil dari kelopak mata bagian dalam mengalami peradangan. 

3. Mata Merah Muda (Konjungtivitis)

Mata merah muda atau konjungtivitis adalah peradangan (kemerahan) pada konjungtiva, yaitu jaringan bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan lapisan luar mata.

Jaringan tersebut berfungsi untuk membantu menjaga kelopak mata dan bola mata tetap lembap.

Adapun kondisi ini dapat terjadi akibat infeksi virus, bakteri, alergen, dan penyebab lainnya.

4. Mata Kering

Penyebab kondisi ini selanjutnya adalah mata kering yang bisa terjadi ketika kelenjar air mata tidak memproduksi cukup banyak air mata. 

Mata merah dapat membuat mata terasa kering dan iritasi sehingga terlihat merah. 

Selain itu, mata kering juga dapat menimbulkan sakit kepala. Untuk mengetahui apa alasannya, kamu bisa membaca artikel: Waspada, Mata Kering Dapat Sebabkan Sakit Kepala

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu mata kering. Misalnya seperti penggunaan lensa kontak terlalu lama, cuaca panas dan berangin.

Namun, pada kasus yang serius, mata kering juga dapat terjadi akibat penyakit tertentu. Contohnya, yaitu penyakit Sjogren, rheumatoid arthritis dan lupus. 

5. Mata Kelelahan

Terlalu lama bekerja depan layar komputer dapat membuat mata lelah sehingga terasa kering atau justru berair terus-menerus. Bahkan, mata lelah juga terkadang muncul bersamaan dengan sakit kepala

Adapun salah satu pemicu dari kondisi ini adalah kurangnya berkedip saat bekerja di depan layar komputer. Akibatnya, mata menjadi kering dan merah. 

 

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2024. How to Get Rid of Red Eyes.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Red Eye. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Pink Eye (Conjunctivitis). 
NIH. Diakses pada 2024. Blepharitis.

Sumber

“Gigi susu merupakan gigi yang tumbuh di usia mulai dari 5 bulan. Gigi ini berjumlah 20 buah dan akan digantikan dengan gigi permanen sebanyak 32 buah, ketika waktunya sudah tiba.”

Ini 6 Fakta yang Harus Diketahui Mengenai Gigi Susu

 

Gigi susu umumnya tumbuh pertama kali di usia 5 hingga 8 bulan. Namun pada beberapa kondisi, gigi susu bisa tumbuh lebih cepat atau lebih lambat. Gigi susu umumnya berjumlah 20 buah, yang nantinya akan digantikan dengan gigi permanen yang berjumlah 32 buh.

Nah, supaya tidak salah untuk membedakan mengenai gigi susu dan gigi permanen, yuk, simak dulu fakta mengenai gigi susu berikut ini!

Fakta Penting Mengenai Gigi Susu

Berikut ini sejumlah fakta penting mengenai gigi susu yang perlu diketahui, antara lain:

1. Gigi susu akan tanggal semuanya

Gigi susu umumnya akan mulai tumbuh saat anak memasuki usia 5-12 bulan. Gigi ini akan tumbuh satu per satu, hingga akhirnya nanti akan tanggal atau copot satu per satu juga. 

Tanggalnya gigi susu biasanya diawali dengan gigi susu seri, kemudian disusul dengan gigi taring, lalu gigi geraham. Nah, semua gigi susu yang tanggal ini nantinya akan digantikan oleh gigi permanen, ketika waktunya sudah tiba. 

Lalu, di usia berapa biasanya gigi susu akan mulai tanggal? Umumnya, gigi susu ini akan mulai copot satu per satu di usia 6–7 tahun. Dalam kebanyakan kasus, gigi geraham susu akan tanggal ketika anak berusia 9–12 tahun.

2. Gigi susu jumlahnya berbeda dengan gigi permanen

Gigi permanen orang dewasa berjumlah 32 buah. Bagaimana dengan gigi susu? 

Gigi yang pada akhirnya akan tanggal ini umumnya berjumlah 20 buah. Inilah yang kemudian menjadi alasan, mengapa gigi permanen berjarak lebih rapat ketimbang gigi susu, karena jumlahnya jauh lebih banyak. 

3. Gigi susu tumbuh tiap bulannya

Umumnya gigi susu ini akan tumbuh setiap bulannya sejak gigi pertama muncul. Nah, ketika Si Kecil sudah mencapai usia tiga tahun, biasanya gigi susunya sudah lengkap yakni berjumlah 20 buah gigi. 

4. Gigi susu lebih mudah mengalami karies

Katanya gigi susu lebih “lemah” dibandingkan dengan gigi permanen. Kira-kira mitos atau fakta? 

Kenyataannya, kekokohan gigi susu dan permanen memang berbeda. Gigi permanen memiliki enamel yang lebih tebal ketimbang gigi susu. Enamel ini merupakan permukaan terluar pada gigi, yang berguna untuk melindungi gigi dari kerusakan. 

Menurut laman Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia, enamel yang tipis pada gigi susu ini memudahkan karies tubuh dan menyebar pada gigi. Oleh sebab itu, jangan heran bila sering melihat anak-anak di usia prasekolah yang memiliki gigi depan berwarna kecokelatan, atau kehitaman. 

5. Gigi susu dan gigi permanen memiliki akar yang berbeda

Perbedaan gigi susu dengan gigi permanen berikutnya ada pada bagian akarnya. Gigi susu umumnya memiliki akar yang lebih pendek dan tipis, jika dibandingkan dengan gigi permanen. 

Kondisi ini yang kemudian membuat gigi susu lebih mudah copot, serta gigi permanen bisa berkembang di bagian bawah gigi susu. 

6. Gigi susu bisa tumbuh sejak dalam kandungan

Fakta terakhir, gigi susu mulai berkembang atau tumbuh sejak Si Kecil berada di dalam kandungan. Pada beberapa kondisi,  gigi ini terbentuk di usia kehamilan enam minggu. 

Karena alasan inilah, ibu yang sedang hamil disarankan untuk mengonsumsi cukup kalsium, vitamin D, vitamin C, serta fosfor yang dapat mendukung pertumbuhan gigi dan tulang bayi. 

Cara Merawat Gigi Susu

Meski gigi susu bisa copot atau tanggal dengan sendiri, serta digantikan dengan gigi permanen, bukan berarti kita boleh mengabaikannya. Gigi susu pada anak juga perlu dirawat dengan baik, agar terhindari dari masalah pada gusi, gigi, dan mulut. 

Berikut ini sejumlah cara merawat gigi susu pada anak: 

  • Ajarkan anak untuk rutin menggosok gigi, minimal dua kali sehari. Dalam menerapkan kebiasaan baik ini, orang tua tentunya perlu menjadi contoh bagi anak. 
  • Berikan anak sikat gigi dengan bulu yang lembut, serta pasta gigi dengan kandungan yang aman khusus anak. Jika sudah berusia di atas 2 tahun, berikan anak pasta gigi dengan kandungan flouride, untuk membantu memperkuat enamel gigi.
  • Tak hanya gigi, bagian sela-sela gigi dan lidah juga perlu dibersihkan. Ini berguna untuk mengurangi jumlah bakteri di rongga mulut, yang bisa menyebabkan masalah gigi dan mulut. 
  • Batasi konsumsi makanan manis seperti coklat dan permen. Makanan manis berisiko menyebabkan kerusakan enamel gigi, serta membuat gigi berlubang. 
  • Kurangi pemberian susu melalui botol dot. Dot bisa menyebabkan gigi anak terendam cairan manis terlalu lama, sehingga gigi mudah rusak. 
  • Ajak anak untuk melakukan kontrol gigi secara rutin, minimal enam bulan sekali. 
  • Hindari kebiasaan buruk mengisap jari. Sebab hal ini berisiko menyebabkan gigitan tanpa sengaja, serta merusak keselarasan gigi di kemudian hari. 

 

Referensi: 
Kids Health. Diakses pada 2024. Teething Tots. 
American Academy of Pediatrics. Diakses pada 2024. Baby’s First Tooth: 7 Facts Parents Should Know. 
Pregnancy, Birth and Baby. Diakses pada 2024. Teething. 

Sumber

“Asam lambung ditandai dengan sensasi terbakar di dada dan mual. Masalah ini dapat diatasi dengan mengosumsi makanan untuk asam lambung, seperti ikan, daging tanpa lemak, dan buah-buahan.”

Ini 11 Makanan Sehat bagi Pengidap Asam Lambung

Ketika asam lambung naik, akan muncul sensasi rasa pahit di dalam mulut pengidap. Gejalanya diikuti dengan mual, muntah, sensasi panas di perut, dan mengalirnya makanan ke kerongkongan.

Makanan untuk Asam Lambung yang Aman Dikonsumsi

Untuk mencegah munculnya gejala penyakit asam lambung, pengidapnya perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Berikut ini makanan untuk asam lambung yang aman dikonsumsi oleh pengidap:

1. Jahe

Makanan untuk asam lambung yang pertama adalah jahe. Tanaman herbal ini tak hanya memberi kehangatan, tapi juga dapat menurunkan potensi munculnya gejala asam lambung pada pengidap. 

Jahe memiliki kandungan antiinflamasi untuk mengatasi masalah pencernaan dan menjadi obat alami untuk asam lambung atau maag. Caranya dengan memotong dan merebusnya. Kemudian, campur dengan madu.

Studi berjudul Ginger in gastrointestinal disorders: A systematic review of clinical trials yang dipublikasikan Food Science & Nutrition menyebutkan, mengonsumsi jahe kurang dari 1500 miligram efektif meredakan mual akibat asam lambung.

Selain itu, jahe sebagai agen makanan penting yang memiliki efek karminatif, mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, mengurangi kram usus, dan mencegah dispepsia, perut kembung, dan kembung. 

2. Lidah buaya

Manfaat lidah buaya tak hanya sekedar untuk kecantikan saja. Makanan untuk asam lambung ini berkhasiat sebagai penyembuh alami. Caranya dengan mengonsumsinya secara langsung atau mencampurnya dalam jus dan makanan.

3. Oatmeal

Jenis makanan untuk asam lambung lainnya adalah oatmeal. Kudapan ini kaya akan serat yang dapat memberikan rasa kenyang lebih lama. Dalam mengatasi gejala, oatmeal bekerja dengan menyerap produksi asam lambung berlebih.

4. Pisang

Pisang memiliki kandungan pH sekitar 5,6 mampu menetralkan asam lambung dan meredakan gejalanya. Buah ini juga bekerja dengan melapisi kerongkongan yang teriritasi akibat naiknya asam lambung.

5. Sayuran berdaun hijau

Sayuran sebagai makanan untuk asam lambung adalah kembang kol, brokoli, kentang, selada, timun, buncis, dan asparagus. Sayur-sayuran tersebut memiliki kandungan tinggi serat yang mampu menurunkan asam lambung.

6. Daging tanpa lemak

Daging yang berlemak tinggi sering menjadi pemicu naiknya asam lambung. Itu sebabnya, pengidap asam lambung sebaiknya memilih daging rendah lemak yang mudah dicerna oleh lambung. Perhatikan juga cara mengolahnya, ya. Sebaiknya kamu mengolah dengan cara dipanggang, direbus, dikukus, atau dibakar.

7. Roti

Pengidap asam lambung masih boleh mengonsumsi roti. Namun, jenis roti yang disarankan adalah yang terbuat dari gandum atau mengandung biji-bijian di dalamnya. Jenis roti tersebut kaya kandungan vitamin, serat, dan nutrisi yang baik untuk kesehatan lambung.

8. Pepaya 

Pepaya tak hanya bekerja sebagai pencahar alami. Makanan untuk asam lambung ini juga mampu meredakan gejala gangguan tersebut. Manfaat ini terjadi berkat enzim papain di dalam buah. Enzim ini bekerja dengan mencerna protein di dalam lambung ketika terjadi kekambuhan gejala asam lambung.

9. Yoghurt

Meski terasa sedikit asam, yoghurt jadi salah satu makanan untuk asam lambung. Kandungan di dalamnya bisa menetralisir gejala yang muncul. Manfaat baik ini terjadi berkat proses fermentasi makanan.

Studi berjudul Gastric microbiota in the functional dyspepsia patients treated with probiotic yogurt yang dipublikasikan dalam BMJ Open Gastroenterology menemukan, yoghurt mengandung prebiotik yang dapat membantu mengatasi gejala asam lambung.

Namun, sampai saat ini penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menganalisis mikrobiota lambung atau menjelaskan mekanisme yang mendasarinya.

10. Ikan

Ikan memiliki kadar asam dan lemak yang rendah, sehingga baik dikonsumsi oleh pengidap asam lambung. Beberapa jenis ikan yang direkomendasikan, yakni salmon, gurame, lele, tongkol, dan sarden.

Perhatikan juga cara mengolahnya. Sebaiknya tidak terlalu banyak memakai bumbu pedas dan asam. Hindari juga memasak dengan menggorengnya, karena kandungan minyak bisa memicu naiknya asam lambung.

11. Apel

Makanan untuk asam lambung yang terakhir adalah buah apel. Buah ini kaya akan serat dan merupakan sumber kalsium, kalium serta magnesium. Berbagai nutrisi ini mampu meredakan gejala asam lambung dengan menetralisirnya. Namun, pastikan tidak memilih apel berwarna hijau karena memiliki rasa cenderung asam.

 

Bagaimana Cara agar Asam Lambung Cepat Sembuh?

Selain dari makanan, kamu juga bisa melakukan beberapa cara alami di bawah ini untuk menetralisir asam lambung.

1. Hindari makanan pemicu refluks

Hindari makanan dan minuman tertentu yang bisa memicu peningkatan asam lambung. Misalnya, kafein, soda, cokelat, buah dan jus jeruk, tomat, bawang, mint, dan makanan berlemak tinggi.

2. Berdiri tegak

Selanjutnya, berdiri dengan tegak. Postur tubuh ini dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah. Dengan begitu, gejala asam lambung perlahan bisa mereda.

3. Tidur miring ke kiri

Tidur miring ke kiri dapat membantu mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan. Posisi ini membuat otot sfingter esofagus bagian bawah berada di atas asam lambung, sehingga aliran asam lebih sulit naik ke kerongkongan.

4. Jangan makan sebelum tidur

Pencernaan berhenti bekerja ketika seseorang tertidur. Jadi, sebaiknya berhenti makan, setidaknya 2 sampai 3 jam sebelum tidur. Dengan begitu, perut memiliki kesempatan untuk mengosongkannya sebelum kamu tertidur.

5. Jangan merokok

Kebiasaan merokok dapat melemahkan otot-otot pada sfingter esofagus yang berfungsi menghadang aliran asam lambung. Jadi, sebaiknya berhenti dari kebiasaan ini guna meminimalisir munculnya gejala asam lambung.

6. Hindari alkohol

Alkohol dapat melemahkan sfingter esofagus, yang merupakan otot pengontrol aliran makanan dari kerongkongan ke lambung. Saat otot ini melemah, asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan refluks asam.

7. Konsumsi banyak serat

Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, dapat membantu mengurangi gejala asam lambung. Selain itu, asupan tersebut dapat meningkatkan kesehatan dan kinerja organ pencernaan.

Dampak Penyakit Asam Lambung yang Tak Diobati

Jika dibiarkan tanpa penanganan, asam lambung bisa memberikan dampak membahayakan, seperti:

  • Striktur esofagus. Masalah ini dipicu oleh luka tenggorokan yang membuat pengidapnya kesulitan menelan. 
  • Ulkus peptikum. Penyakit ini terjadi karena asam lambung yang menggerogoti lapisan perut dan menimbulkan luka (ulkus). 
  • Perdarahan gastrointestinal. Aliran asam lambung di saluran pencernaan menjadi pemicu perdarahan gastrointestinal. 
  • Esofagitis. Esofagitis menyebabkan perdarahan kerongkongan, iritasi, dan kesulitan menelan.
  • Barrett esophagus. Kondisi ini dipicu oleh paparan asam lambung berulang. Dampaknya, terjadi perubahan sel dan jaringan yang melapisi kerongkongan. Jika dibiarkan, gangguan bisa saja berkembang menjadi sel kanker.

Referensi :
Healthline. Diakses pada 2024. 7 Foods to Help Your Acid Reflux.
Health. Diakses pada 2024. 11 Foods That Help Heartburn, According to Gastroenterologists.
Medical News Today. Diakses pada 2024. What to eat and avoid if you have GERD.
WebMD. Diakses pada 2024. Natural Home Remedies for Heartburn.
Food Science & Nutrition. Diakses pada 2024. Ginger in gastrointestinal disorders: A systematic review of clinical trials.
BMJ Open Gastroenterology. Diakses pada 2024. Gastric microbiota in the functional dyspepsia patients treated with probiotic yogurt.

Sumber