"Ginjal adalah organ yang sangat penting fungsinya untuk tubuh karena mereka menyaring darah dari limbah dan membuangnya melalui urine. Jika ada masalah pada ginjal, bukan tidak mungkin seseorang akan mengalami gangguan kesehatan yang cukup serius. Untungnya ada banyak cara sederhana untuk menjaga fungsi ginjal."

 

Halodoc, Jakarta - Ginjal adalah organ seukuran kepalan tangan yang terletak di bagian bawah tulang rusuk, tepatnya di kedua sisi tulang belakang. Organ ini memiliki fungsi yang cukup penting untuk tubuh. Kedua ginjal berfungsi untuk menyaring produk limbah, kelebihan air, dan kotoran lain dari darah. Produk limbah ini kemudian disimpan di kandung kemih dan kemudian dikeluarkan melalui urine.

Selain itu, ginjal juga mengatur kadar pH, garam, dan kalium dalam tubuh. Mereka juga menghasilkan hormon yang mengatur tekanan darah dan mengontrol produksi sel darah merah. Ginjal juga bertanggung jawab untuk mengaktifkan bentuk vitamin D yang membantu tubuh menyerap kalsium untuk membangun tulang dan mengatur fungsi otot.

Karena fungsinya yang sangat penting, menjaga kesehatan ginjal penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan menjaga kesehatan ginjal, tubuh akan menyaring dan membuang limbah dengan baik dan menghasilkan hormon untuk membantu tubuh berfungsi dengan baik.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal Meski Sedang Puasa

 

Tips Menjaga Kesehatan Ginjal

Berikut beberapa tips untuk membantu menjaga kesehatan ginjal yang wajib kamu ikuti:

 

Cukupi Kebutuhan Air

Minum banyak cairan akan membantu ginjal berfungsi dengan baik. Jika urine berwarna seperti jerami, atau bahkan lebih gelap, itu mungkin tanda dehidrasi. Saat cuaca panas, saat bepergian di negara panas atau saat berolahraga berat, kamu juga perlu minum lebih banyak air dari biasanya untuk mengganti cairan yang hilang karena berkeringat.

 

Makan Makanan Sehat

Pola makan seimbang akan memastikan kamu mendapatkan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Perbanyak makan buah dan sayuran, dan biji-bijian seperti pasta gandum, roti dan nasi. Hindari makan terlalu banyak makanan asin atau berlemak.

 

Perhatikan Tekanan Darah

Periksakan tekanan darah secara teratur. Tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala, tetapi dapat meningkatkan risiko masalah ginjal dan jantung. Kamu bisa mendapatkan pemeriksaan tekanan darah sederhana, cepat dan tanpa rasa sakit secara gratis di fasilitas kesehatan terdekat. 

Jika tekanan darah lebih tinggi dari yang seharusnya, dokter umum dapat menyarankan perubahan gaya hidup atau, jika perlu, meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah. Tekanan darah yang ideal dianggap antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg.

 

Jangan Merokok atau Minum Alkohol Berlebihan 

Cobalah berhenti merokok sepenuhnya dan batasi jumlah alkohol yang kamu minum. Baik pria maupun wanita disarankan untuk tidak minum lebih dari 14 unit alkohol seminggu secara teratur. Minum terlalu banyak alkohol dan merokok sama-sama meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab paling umum dari penyakit ginjal.

 

Jaga Berat Badan Ideal

Menjadi terlalu berat atau kelebihan berat badan akan meningkatkan tekanan darah, yang berdampak buruk bagi ginjal. Cobalah untuk menjaga berat badan tetap sehat dengan tetap aktif dan tidak makan berlebihan.

Indeks massa tubuh (BMI) adalah cara yang berguna untuk memeriksa apakah kamu memiliki berat badan yang sehat. Kamu dapat menggunakan kalkulator berat badan sehat untuk meghitung BMI. Lakukanlah setidaknya 150 menit latihan intensitas sedang, seperti berjalan kaki, bersepeda atau berenang, setiap minggu untuk mengembalikan berat badan ke angka ideal.

 

Referensi:
National Health Service UK. Diakses pada 2021. Keeping Your Kidneys Healthy.
Healthline. Diakses pada 2021. 8 Ways to Keep Your Kidneys Healthy.
U.S. National Kidney Foundation. Diakses pada 2021. 6-Step Guide to Protecting Kidney Health.
Sumber

Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas Kesehatan

Salah satu solusi efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan cara meningkatkan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Di samping itu, dibutuhkan partisipasi serta kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.

Pemeriksaan ANC (Antenatal Care)merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan pada trimester ketiga.

Apa Tujuan ANC (Antenatal Care)?

  1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
  2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak pembedahan. 
  3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
  4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.
  5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
  6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
  7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Pemeriksaan ANC pada ibu hamil dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, antara lain bidan, perawat, dokter umum, maupun dokter spesialis obstetri dan ginekologi (dokter kandungan).

 

Sumber

Biasanya, anak-anak yang rentan mengalami hal tersebut diasuh dengan cara yang terlalu keras maupun terlalu diabaikan. Itu sebabnya, penting untuk mempertimbangkan jenis pola asuh untuk anak agar ia terhindar dari masalah kesehatan mental di kemudian hari dan tumbuh menjadi pribadi yang positif. 

Baca juga: Anak Sering Membangkang, Dampak dari Pola Asuh yang Salah

Tipe Pola Asuh untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak

Setiap orangtua pastinya tidak mau anak mereka mengalami masalah kesehatan di kemudian hari. Kalau ibu salah satunya, ibu mungkin perlu mempertimbangkan jenis pola asuh berikut:

1. Pola Asuh Otoritatif

Pada pola asuh otoritatif, orangtua akan berusaha untuk untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang positif dengan anak. Ayah dan ibu tetap perlu memberi aturan-aturan tertentu pada anak, tetapi ayah dan ibu juga harus menjelaskan alasan di balik aturan yang dibuat. Aturan harus tetap ditegakkan dan ada konsekuensi yang diberikan saat anak melanggarnya. Meski begitu, ayah dan ibu tetap harus mempertimbangkan perasaan Si Kecil.

Orangtua juga harus bijak dan mau mendengarkan pendapat yang dilontarkan Si Kecil. Ayah dan ibu wajib menginvestasikan waktu dan energi untuk mencegah masalah perilaku pada anak-anak. Gunakan strategi disiplin yang positif untuk menumbuhkan perilaku baik pada anak, seperti sistem pujian dan penghargaan.

Melansir dari Verywell Family, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh otoritatif kemungkinan besar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab yang merasa nyaman untuk mengungkapkan pendapat mereka. Anak juga cenderung bahagia, sukses, pandai membuat keputusan dan bisa mengevaluasi risiko-risiko yang ia hadapi.

2. Pola Asuh Penuh Kasih Sayang

Pola pengasuhan ini berfokus untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terjamin untuk anak. Orangtua lebih banyak melakukan kontak fisik, seperti menggendong atau tidur bersama Si Kecil. Orangtua juga akan menyanggupi kebutuhan anak tanpa ragu-ragu. Ayah dan ibu akan selalu menenangkan, menghibur, dan mendukung agar anak merasa aman dan dicintai. 

Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Mental pada Anak

Melansir dari Healthline, anak yang diasuh dengan cara seperti ini umumnya lebih mandiri, fleksibel, tidak mudah stres, punya empati, dan mampu mengendalikan emosi mereka.

3. Pola Asuh Pendampingan

Ciri khas dari pola asuh pendampingan adalah orangtua bebas memberi ruang untuk Si Kecil, sehingga ia bisa mengeksplor lingkungannya secara bebas dan mengambil risiko, tetapi tetap dengan bimbingan orang tua. Orangtua tetap bisa mengendurkan kendali, tetapi sebelum melakukannya, ayah dan ibu perlu memberikan aturan dan konsekuensi kepada anak-anak.

Intinya, pola pengasuhan ini dilakukan dengan membebaskan dan memberi anak tanggung jawab, tetapi tetap didampingi oleh orang tua. Memberi anak kendali dan tanggung jawab membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah cemas dan tertekan, mampu mengambil keputusan dan mandiri. Anak-anak bisa saja terluka saat mereka tidak diawasi, tetapi risikonya kecil. 

Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental Anak dengan Berolahraga

Referensi:
Verywell Family. Diakses pada 2020. 4 Types of Parenting Styles and Their Effects on Kids.
Healthline. Diakses pada 2020. Which Parenting Type Is Right for You?

Sumber