Jangan kamu abaikan, ketahui kapan waktu yang tepat kamu harus berkunjung ke psikolog. Misalnya, ketika mengalami stres dan sedih yang berkepanjangan, rasa cemas yang tidak terkendali, hingga kerap menunjukkan sikap paranoid.”

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2023/06/27115346/Perhatikan-Ini-7-Tanda-Perlu-Segera-Mengunjungi-Psikolog-.jpg.webp

 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, sehat memiliki arti sebagai suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik maupun mental.Sehat mental berarti seseorang bebas dari segala pikiran dan perasaan negatif yang bisa mengganggu kehidupan. Inilah sebabnya, gangguan mental perlu segera mendapat penanganan dari psikolog maupun psikiater.

Seseorang dengan kondisi mental yang sehat bisa menggunakan kemampuan atau potensi diri secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, dan menjalin hubungan positif dengan orang lain.

Sebaliknya, seseorang dengan kondisi mental yang kurang sehat mengalami gangguan berpikir dan mengendalikan emosi. 

Selain mengganggu aktivitas, kondisi mental yang terganggu berpotensi menurunkan produktivitas dan merusak hubungan dengan orang lain.

 

Kapan Waktu yang Tepat untuk Pergi ke Psikolog?

Gangguan kesehatan mental yang tidak segera mendapatkan penanganan berpotensi memburuk hingga menimbulkan berbagai komplikasi serius yang berbahaya.

Tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain.

 

Oleh karena itu, segera bicara ke psikolog jika kamu mengalami kondisi berikut:

 

1. Sedih berkepanjangan

Sedih adalah perasaan yang normal, tapi jika terjadi terus-menerus tanpa alasan jelas, kamu perlu bicara dengan psikolog.

Terlebih jika perasaan sedih berkepanjangan muncul bersama dengan hilangnya minat beraktivitas dan membuat kamu menarik diri dari pergaulan.

Sebab, kondisi sedih berkepanjangan tanpa alasan yang jelas termasuk masalah kesehatan mental yang bernama hypophrenia.

Jika kamu pernah mengalaminya, kenali lebih jauh Hypophrenia, Menangis Tanpa Alasan yang Perlu Diketahui.

2. Stres jangka panjang

Stres adalah kondisi psikis seseorang yang mengalami tekanan, baik secara emosi maupun mental. Kondisi ini muncul dengan rasa kegelisahan, kecemasan, dan mudah tersinggung. 

Pada kasus stres jangka panjang, pengidapnya menarik diri dari lingkungan, nafsu makan berkurang, mudah marah, serta melakukan perilaku kurang sehat untuk mengurangi stres seperti merokok, minum alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Stres yang terjadi pada seseorang tentu berdampak negatif pada kondisi fisik. 

Misalnya, menyebabkan gangguan tidur, lelah, sakit kepala, sakit perut, nyeri dada, nyeri otot, penurunan gairah seksual, obesitas, hipertensi, diabetes, hingga gangguan jantung.

3. Kecemasan yang sulit terkendali

Rasa cemas merupakan perasaan yang wajar. Namun, jika rasa cemas terjadi secara berlebihan dan sulit untuk kamu kendalikan, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Gangguan kecemasan biasanya muncul dengan badan gemetar, jantung berdebar, sesak napas, kelelahan, otot menjadi tegang, tubuh berkeringat, sulit tidur, sakit perut, pusing, mulut terasa kering, kesemutan, hingga hilangnya kesadaran. 

4. Perubahan suasana hati yang ekstrem

Kondisi lain yang perlu penanganan dari psikolog adalah perubahan suasana hati yang ekstrem atau istilah lainnya adalah mood swing.

Kondisi ini terjadi dengan gejala berupa perubahan suasana hati yang mendadak, bergantian antara perasaan bahagia (positif) ke perasaan marah, tersinggung, atau depresi (negatif) dalam waktu singkat. 

Pada kasus yang parah, perubahan suasana hati bisa menyebabkan kecemasan berlebihan, mudah marah, sulit fokus dan konsentrasi, mudah berprasangka buruk, halusinasi, dan depresi.

5. Paranoid

Seseorang yang mengalami paranoid menganggap bahwa orang lain akan mengeksploitasi, menyakiti, atau menipu tanpa adanya bukti dan alasan jelas.

Gejala paranoid meliput tidak percaya dengan orang lain, cenderung menarik diri dari pergaulan, dan sulit bersikap santai karena hidup dipenuhi kecurigaan.

6. Berhalusinasi

Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang merasakan mendengar, mencium aroma, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. 

Halusinasi tidak boleh kamu anggap sepele dan perlu segera mendapat penanganan dari psikolog karena bisa menjadi ancaman bagi diri sendiri dan orang lain.

7. Menyakiti diri sendiri

Ada banyak tindakan menyakiti diri sendiri, misalnya memukul atau menggoreskan benda tajam ke kulit.

Jika kamu dengan atau tanpa sadar memiliki kebiasaan menyakiti diri sendiri, segera bicara pada psikolog.

Pada kasus yang parah, tindakan ini bisa berujung pada percobaan bunuh diri.

 

Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Psikiater dan psikolog kerap dianggap sama. Padahal, ada perbedaan antara pendidikan, pelatihan, dan jenis layanan yang mereka tawarkan.

Supaya kamu tidak salah, ketahui perbedaannya berikut ini:

1. Pendidikan dan gelar

Psikolog memiliki gelar sarjana (S.Psi) dalam psikologi dan seringkali melanjutkan untuk mendapatkan gelar magister (M.Psi) atau doktor (Ph.D. atau Psik.D). 

Fokus utamanya hanya dalam bidang psikologi saja. Mereka wajib memahami prinsip-prinsip psikologi serta cara memahami perilaku dan pikiran manusia.

Sementara itu, psikiater adalah dokter (Sarjana Kedokteran) yang kemudian menjalani pelatihan khusus dalam bidang psikiatri. 

Mereka adalah dokter yang berkualifikasi untuk meresepkan obat-obatan dan memberikan perawatan medis.

2. Terapi

Psikolog biasanya menggunakan terapi bicara atau konseling untuk membantu  mengatasi masalah psikologis dan emosional pasien.

Mereka memberikan dukungan psikologis dan bimbingan dalam mengatasi masalah mental.

Sedangkan psikiater memberikan terapi bicara dan sekaligus bisa meresepkan obat-obatan untuk mengobati gangguan mental.

Mereka menggabungkan pendekatan medis dengan terapi psikologis.

3. Lingkup praktek

Psikolog dapat bekerja pada klinik, sekolah, organisasi, atau swasta. Mereka fokus pada evaluasi psikologis, terapi, dan konseling.

Psikiater biasanya bekerja di rumah sakit, klinik, atau praktek swasta.

Mereka lebih cenderung merawat pasien dengan gangguan mental yang mungkin memerlukan intervensi medis.

4. Rujukan

Psikolog dapat merujuk pasien mereka ke psikiater jika memerlukan perawatan medis atau resep obat.

Nah, sedangkan psikiater juga  dapat merujuk pasien mereka ke psikolog jika mereka memerlukan terapi tambahan.

5. Pendekatan terhadap masalah mental

Psikolog cenderung fokus pada aspek psikologis dan perilaku dari masalah mental.

Di sisi lain, psikiater mengkombinasikan pendekatan medis dan psikologis untuk mengatasi masalah mental.

Itulah informasi seputar psikolog yang perlu kamu ketahui.

 

 

 

 

 

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2023. 5 Signs It’s Time to Seek Therapy.
NHS UK. Diakses pada 2023. Benefits of talking therapies.
American Psychological Association. Diakses pada 2023. Understanding psychotherapy and how it works.

 

 

 

 

 

“Menjaga kesehatan jantung di usia produktif bisa dilakukan dengan mudah. Seperti dengan olahraga rutin, memiliki manajemen stres yang baik, serta mengonsumsi makanan sehat.”

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/07/29062520/image_12.X-Cara-Menjaga-Kesehatan-Jantung-di-Usia-Produktif.jpg.webp

 

Menjaga kesehatan jantung haruslah dilakukan sedari usia muda. Ibaratnya, ini adalah investasi kesehatan terbaik untuk masa tua kelak. Pasalnya, menjaga kesehatan jantung di usia produktif dapat meningkat kualitas hidup seiring dengan pertambahan usia.

Cara menjaga jantung yang sehat ini mencakup olahraga, makan makanan yang sehat dan bergizi, istirahat yang cukup, dan memiliki manajemen stres yang baik.

 

Cara Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Muda

Begini cara menjaga kesehatan jantung di usia produktif yang perlu kamu ketahui:

1. Memasukkan Olahraga sebagai Rutinitas Harian

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/08/12085741/7.-Tanoko-Olahraga-apa-aja.gif

 

Melakukan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian memang tidak akan langsung terlihat hasilnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kamu akan menuai manfaatnya. Tubuh akan lebih fit, tidak mudah lelah, dan lebih bugar. 

Menurut American Heart Association (AHA), aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah, serta meningkatkan sirkulasi dan memperkuat jantung. Kuncinya adalah durasi dan intensitas. Setidaknya luangkan waktu untuk olahraga 30 menit per hari untuk menjaga kesehatan jantung.

2. Manajemen Stres yang Baik

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/08/12085751/8.-Tanoko-Meditasi.gif

 

Usia produktif adalah rentang usia saat overthinking kerap menjadi sarapan sehari-hari. Mungkin kamu merasa ini adalah sesuatu yang normal, dan menganggap overthinking itu bagus karena ini adalah tanda kamu ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Padahal, overthinking bisa memicu stres dan stres kronis pun bisa mendatangkan malapetaka untuk kesehatan mental. 

Selagi masih muda dan berada pada usia produktif, alangkah baiknya kalau kamu memiliki manajemen stres yang baik. Manajemen stres yang baik artinya kamu punya cara sehat untuk mengatasi overthinking. 

Cara mengatasina bisa berbeda-beda, misalnya menjalani hobi spesifik untuk menenangkan diri seperti membuat jurnal, meditasi, atau yoga. Bahkan kegiatan seperti bersepeda, berkebun, atau merajut bisa menolong. 

3. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Tahu Batasan

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/07/12085802/9.-Tanoko-Makan-apel.gif

 

Pasti ada momen saat kamu ingin makan makanan yang enak-enak, berlemak, minum minuman beralkohol, makan makanan manis, dan sebagainya. Sebenarnya itu tidak menjadi masalah besar, sebab hidup memang untuk dinikmati.

Namun, kamu tetap harus tahu batasannya. Kamu harus tahu kapan perlu berhenti dan tidak makan berlebihan. Makan secara moderat adalah kunci hidup sehat. Imbangi dengan makan buah-buahan, sayur, biji-bijian utuh, konsumsi lemak sehat, dan jangan terlalu banyak makan lemak yang tidak sehat. 

Menjaga kesehatan jantung di usia produktif juga ada kaitannya dengan kesadaran bila terjadi gejala yang mencurigakan. Misalnya nyeri pada dada, dada terasa berat, keringat dingin diiringi dengan nyeri yang menusuk di area dada. 

Ada baiknya kamu melakukan pemeriksaan dokter ke rumah sakit bila mengalami gejala di atas. Terutama bila kamu memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.

 

 

 

 

 

 

 

Referensi:
One Medical.com. Diakses pada 2022. How to Keep Your Heart Healthy And Strong at Every Age.
WebMD. Diakses pada 2022. Heart Health and Aging.

 

 

“Ketika bayi susah BAB (buang air besar), tentunya ibu tidak boleh mengabaikan kondisi ini agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Ada berbagai penyebabnya, mulai dari perubahan pola makan hingga dehidrasi.

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2023/06/21051436/Gangguan-Mental-Ibu-Dapat-Sebabkan-Bayi-Stunting.jpg.webp

 

Sebaiknya ibu jangan mengabaikan penurunan frekuensi BAB pada bayi. Selain itu, perhatikan juga kondisi BAB pada bayi. Jika bayi terlihat mengalami kesulitan BAB, segera lakukan penanganan dan jangan abaikan kondisi ini.

Ada berbagai penyebab bayi mengalami kesulitan BAB. Salah satu penyebabnya masalah pada pencernaan.

Selain itu, ibu juga perlu mengetahui gejalanya agar kondisi ini dapat segera teratasi, sehingga tidak menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang bayi.

Penyebab Bayi Susah BAB

Ada berbagai penyebab bayi susah BAB yang perlu ibu ketahui. Setelah mengetahui penyebabnya, dokter akan menentukan perawatan yang tepat untuk anak. Nah, beberapa penyebab bayi susah BAB.

1. Kelahiran prematur

Bayi yang mengalami kelahiran prematur akan berisiko tinggi mengalami konstipasi. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan bayi yang belum optimal saat lahir. 

Alhasil, pengonsumsian ASI akan bergerak lebih lambat melalui pencernaan sehingga tidak terproses dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan feses menjadi keras dan kering sehingga bayi mengalami konstipasi.

2. Dehidrasi

Kekurangan cairan dapat menyebabkan bayi mengalami konstipasi. Saat bayi dehidrasi, maka feses akan menjadi keras dan kering sehingga sulit untuk dikeluarkan. Untuk itu, pastikan bayi mendapatkan cukup ASI untuk mencegah konstipasi.

3. Mengalami gangguan kesehatan

Selain kekurangan cairan, bayi juga dapat mengalami konstipasi ketika mengalami gangguan kesehatan, khususnya pada sistem pencernaan.

Jika kondisi ini tidak membaik dalam waktu beberapa hari, sebaiknya ibu tanyakan langsung pada dokter spesialis anak.

Mendeteksi penyakit dan penanganan yang lebih dini membuat pengobatan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

 4. Asupan susu formula

Jenis makanan yang diberikan kepada bayi memengaruhi pola buang air besarnya.

ASI mengandung nutrisi alami dan serat yang lebih mudah cerna, sehingga cenderung meminimalkan risiko sembelit. 

Di sisi lain, formula susu cenderung memiliki komposisi yang berbeda dan mungkin kurang serat, yang dapat menyebabkan bayi lebih sulit buang air besar.

5. Perubahan pola makan

Ketika bayi sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI, kondisi ini dapat meningkatkan risiko konstipasi. Perubahan pola makan dapat memengaruhi konsistensi dan frekuensi buang air besar.

Makanan yang kurang serat dan perubahan tekstur juga bisa memicu perubahan dalam pencernaan bayi. Jadi, pastikan ibu memberikan tahapan tekstur yang tepat pada bayi.

 

 

Tanda Bayi Susah BAB yang Tidak Boleh Diabaikan

Bukan hanya perkembangan pada fisik anak, ibu juga perlu memperhatikan pola BAB yang biasa terjadi pada anak. Adanya perubahan pola BAB bisa menandakan anak mengalami gangguan kesehatan.

Berikut tanda bayi susah BAB yang tidak boleh diabaikan oleh orang tua:

  • Feses menjadi sangat keras dan kering.
  • Frekuensi yang kurang dari dua kali dalam satu minggu.
  • Bayi terlihat kesulitan atau mengejan keras saat buang air besar.
  • Bayi terlihat lebih rewel dan tidak nyaman.
  • Terdapat luka pada bagian anus.
  • Terdapat darah pada feses.
  • Perut yang terasa lebih keras.
  • Bayi berusia kurang dari dua bulan.
  • Kesulitan BAB, dibarengi dengan muntah.

Selain tanda tersebut, terkadang bayi juga mengalami perut kembung dengan sedikit perut yang membesar.

 

Cara Mengatasi Bayi Susah BAB

Lalu, bagaimana mengatasi bayi susah BAB? Ibu bisa mencoba untuk melakukan beberapa cara sederhana di rumah sebagai langkah perawatan yang pertama, seperti:

1. Lebih rutin memberikan ASI

Jika konstipasi terjadi akibat kekurangan cairan, sebaiknya ibu rutin berikan ASI secara langsung agar kebutuhan cairan tubuh pada bayi bisa terpenuhi. Jika bayi sudah berusia di atas enam bulan atau telah menjalani MPASI, ibu bisa memberikan cairan lain, seperti air putih atau jus apel tanpa gula.

2. Berikan pijatan lembut

Ibu juga bisa memberikan pijatan lembut pada bagian perut bayi untuk membantu melancarkan BAB.

Namun, sebelum memijat bayi, pastikan suhu ruangan nyaman untuk bayi saat tidak menggunakan pakaian, hangatkan tangan ibu terlebih dahulu, dan buatlah suasana yang nyaman.

Ibu bisa menggunakan minyak yang sesuai dengan kondisi kulit bayi. Untuk memulai pijatan, letakkan tangan pada bawah pusar.

Usap perlahan ke arah bawah seperti mengayuh. Kemudian, usap lembut searah jarum jam dengan membentuk lingkaran.

Setelah itu, ibu bisa mencoba untuk menggerakan kaki bayi seperti mengayuh sepeda. Lakukan perlahan dengan lembut dan nyaman.

3. Mandikan dengan air hangat

Ibu juga bisa memandikan anak dengan air hangat. Perawatan ini membuat anak menjadi lebih rileks dan nyaman. Sehingga mengurangi rewel yang terjadi ketika anak kesulitan BAB.

4. Mengajak bayi melakukan aktivitas fisik

Jika bayi sudah belajar merangkak atau bisa duduk sendiri, sebaiknya cobalah untuk mengajaknya melakukan aktivitas fisik.

Pergerakan tersebut membuat feses menjadi lebih mudah untuk bergerak dan dikeluarkan dari dalam perut.

5. Mengatur jenis makanan dan minuman anak

Ketika anak masuk usia MPASI, ibu bisa mengatasi konstipasi dengan mengatur jenis makanan dan minuman anak. Pilihlah beberapa buah dan sayur yang baik untuk melancarkan pencernaan, seperti pir dan brokoli.

Selain itu, perhatikan pemberian tekstur makanan dan porsinya. Pastikan teksturnya sesuai dengan usia anak. Berikan juga porsi dalam jumlah yang kecil atau sedikit terlebih dahulu.

Itulah beberapa penyebab bayi susah BAB yang tidak boleh ibu abaikan.

 

 

 

 

 

 

 

Referensi:
Parents. Diakses pada 2023. Constipation in Babies: Symptoms, Causes, and Cures.
Pregnancy Birth and Babies. Diakses pada 2023. Constipation in Babies.
The Bump. Diakses pada 2023. How to Identify and Relieve Baby Constipation.
Physio-Wise. Diakses pada 2023. Infant Massage for Constipation.