Kayuagung, Sumselupdate.com – Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dalam mencegah stunting dan mencegah kekurangan gizi pada bayi dan balita dengan melaksanakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Kepala Dinas Kesehatan OKI, Iwan Setiawan SKM, MKes kepada media ini menjelaskan, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), merupakan program intervensi untuk anak-anak yang kurang gizi, dimana untuk meningkatkan status gizi anak. Serta untuk mencukupi kebutuhan gizi anak agar tercapainya status gizi dan gizi yang sesuai dengan anak-anak tersebut.

Dia menambahkan, Makanan Tambahan (MT) Balita merupakan suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus.

“Nah, bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI),” terangnya.

Dikatakannya, kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita ini adalah dalam bentuk kudapan atau snack ini dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan sasaran pemberian.

Lebih lanjut dikatakannya, adapun tujuan dari Pemberian PMT ini untuk mencukupi kekurangan gizi dari konsumsi makanan harian terutama pada kelompok rawan gizi (balita dan Ibu Hamil), sehingga dapat mengurangi angka prevalensi gizi kurang pada balita dan ibu hamil.

“Pemberian PMT ini kami berikan ke seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk waktu pemberian PMT ini bagi balita, makanan tambahan diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus / kurang  yang memiliki status gizi, berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd.(Standar Antropometri).

Sedangkan untuk waktu pemberian PMT ibu hamil, makanan tambahan ibu hamil diberikan untuk ibu hamil yang memiliki LILA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5cm dan di berikan terintegrasi dengan pelayanan antenatal care (ANC).

“Kami pun berharap dengan adanya pemberian makanan tambahan tersebut, dapat menurunnya angka prevalensi  gizi kurang dan stunting pada balita. Serta menurunnya angka prevalensi kekurangan gizi kronis (KEK) pada ibu hamil,” tukasnya.

Sumber: https://sumselupdate.com/cegah-stunting-dinkes-oki-berikan-pmt/

Banyak cara yang bisa ibu lakukan untuk menjaga kesehatan anak sesuai dengan usianya. Salah satunya dengan memberikan asupan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, nutrisi penting juga diperlukan anak untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. 

Tumbuh kembang yang optimal membuat anak terhindar dari berbagai gangguan pertumbuhan. Salah satunya adalah kondisi stunting. Stunting sendiri merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang diakibatkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. 

 

Kenali Lebih Banyak Mengenai Stunting pada Anak

Bukan hanya memperhatikan masalah kenyamanan atau kesehatan mental anak saja, sebaiknya para orangtua juga perlu tahu mengenai kondisi pertumbuhan anak seusianya. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak mengalami stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang berlangsung dalam waktu yang panjang. Kondisi ini menyebabkan anak mengalami pertumbuhan tinggi yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya sehingga anak terlihat lebih pendek.

Lalu, apakah kondisi ini berbahaya bagi anak? Jawabannya tentu saja, iya. Bukan hanya memengaruhi pertumbuhan fisiknya, anak-anak yang mengalami stunting juga bisa mengalami gangguan perkembangan otak. Dengan begitu, hal ini bisa memengaruhi prestasi dan kemampuan produktivitas saat anak berkembang menjadi dewasa.

Ada berbagai faktor yang dapat memicu anak mengalami stunting. Mulai dari kekurangan gizi, pola asuh dan pola makan yang kurang tepat, sanitasi yang buruk, hingga kekurangan air bersih yang menyebabkan anak mengalami infeksi berulang.

 

Penuhi Nutrisi Ini agar Anak Terhindar dari Stunting

Stunting merupakan salah satu gangguan pertumbuhan yang dapat dicegah. Salah satu hal yang perlu diterapkan orangtua adalah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan anak pada dokter anak. Ibu bisa gunakan Halodoc dan buat janji dengan dokter anak di rumah sakit pilihan agar kondisi kesehatan anak optimal.

Selain itu, pemberian asupan yang tepat juga menjadi cara lain yang bisa dilakukan orangtua untuk menghindari anak dari kondisi stunting. Berikut ini beberapa nutrisi yang dibutuhkan anak untuk mencegah stunting:

1.Protein

Protein merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang anak. Hal ini disebabkan protein sebagai nutrisi utama untuk pembentukan jaringan, seperti otot, kulit, hingga tulang. Selain itu, protein juga bisa meningkatkan sistem imun tubuh anak yang membuat anak akan terhindar dari infeksi secara berulang.

Jangan ragu untuk memberikan protein nabati maupun hewani pada anak agar kondisi tumbuh kembang anak selalu dalam kondisi optimal.

2.Zat Besi

Dalam tubuh, zat besi memiliki fungsi untuk menyebarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tidak memberikan nutrisi ini dengan tepat dapat memicu kekurangan zat besi pada anak.

Kekurangan zat besi yang tidak diatasi dengan baik pada anak dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari anemia hingga gangguan pertumbuhan. Untuk menghindari kondisi ini, ibu bisa memberikan makanan yang mengandung zat besi cukup tinggi.

3.Karbohidrat

Jangan lupa memberikan anak asupan karbohidrat agar kebutuhan energi selalu terpenuhi sehingga optimal dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. Anak-anak yang rutin melakukan aktivitas fisik dapat terhindar dari gangguan tumbuh kembang.

4.Kalsium

Kalsium menjadi salah satu nutrisi untuk pembentukan tulang yang optimal. Untuk itu, sebaiknya penuhi kebutuhan kalsium anak sesuai dengan usianya agar terhindar dari kondisi stunting.

Itulah beberapa nutrisi yang dibutuhkan untuk menghindari kondisi stunting pada anak. Berikan anak buah, sayuran, dan jenis makanan sehat lainnya agar kebutuhan nutrisi dan gizi terpenuhi dengan baik. 

 

“Mastitis merupakan peradangan pada payudara yang terjadi akibat infeksi bakteri. Untuk mengatasi berbagai gejala yang tidak nyaman, ibu menyusui bisa menggunakan kompres hingga minum obat pereda nyeri.”

 

Mastitis merupakan salah satu masalah yang umum dialami oleh ibu menyusui. Itu adalah peradangan akibat infeksi bakteri dan bisa menyebabkan munculnya payudara membengkak, muncul benjolan, nyeri atau sensasi terbakar disertai dengan kulit yang berubah kemerahan. 

Itulah mengapa mastitis bisa menjadi masalah yang mengganggu dan menyakitkan bagi ibu menyusui. Namun, jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

 

Cara Atasi Mastitis pada Ibu Menyusui

Tidak hanya menimbulkan gejala yang menyakitkan, mastitis juga bisa memengaruhi produksi dan kualitas air susu ibu (ASI) bila tidak kamu tangani dengan baik. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keluhan kesehatan tersebut:

1. Terus menyusui atau memompa ASI

Meskipun terasa tidak nyaman, ibu disarankan untuk tetap menyusui bayi secara teratur saat mengalami mastitis. Pengosongan payudara yang teratur bisa membantu mengurangi penyumbatan saluran ASI dan mempercepat pemulihan.

Berhenti menyusui atau beralih ke susu formula hanya akan membuat gejala mastitis semakin parah. Susuilah Si Kecil dengan posisi yang benar supaya tidak menambah nyeri pada payudara.

Jika tidak sedang menyusui, ibu bisa pompa ASI dengan menggunakan tangan. Hindari memompa menggunakan alat karena bisa memperparah nyeri.

2. Kenakan bra yang nyaman

Kenakan bra yang longgar dan nyaman ketika menyusui. Kamu pun bisa menggunakan bra dari bahan katun yang menyerap keringat.

3. Gunakan kompres hangat atau dingin

Kompres hangat atau dingin bisa membantu meredakan nyeri dan pembengkakan pada payudara yang terinfeksi. Beberapa ibu menyusui merasa lebih nyaman menggunakan kompres hangat, sementara yang lain merasa lebih baik dengan kompres dingin. Coba lah keduanya dan pilih yang nyaman bagi ibu.

4. Beri pijatan lembut

Selain kompres, ibu bisa memijat lembut payudara untuk memperlancar aliran ASI dan membantu ibu lebih rileks.

5. Beristirahat dan jaga pola makan sehat

Pastikan untuk selalu konsumsi makanan bergizi dan cukup minum air putih. Selain itu, beristirahatlah juga selama bayi tidur untuk memulihkan kondisi ibu.

Saat mengalami mastitis, mastitis, istirahat yang cukup dan asupan makanan yang bergizi akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ibu untuk melawan infeksi dengan lebih baik.

6. Jaga kebersihan puting susu

Pastikan ibu menjaga kebersihan puting susu dan peralatan menyusui ibu. Cuci tangan sebelum menyusui, sterilkan alat-alat menyusui secara teratur, dan gunakan bra yang bersih dan nyaman.

7. Jangan ragu menghubungi dokter

Bila ibu mengalami tanda dan gejala mastitis, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang sesuai, termasuk pemberian antibiotik jika diperlukan. 

 

Ketahui Penyebab Mastitis pada Ibu Menyusui

Selain mengetahui cara mengatasinya, penting juga bagi ibu untuk memahami penyebab mastitis. Kondisi peradangan pada payudara ini terjadi karena adanya infeksi pada jaringan payudara yang cukup umum terjadi selama masa menyusui. Umumnya kondisi ini terjadi ketika bakteri, seringkali dari mulut bayi, masuk ke dalam saluran susu melalui puting susu yang lecet atau retak. 

Namun, ada beberapa faktor risiko lain yang bisa menyebabkan mastitis. Beberapa penyebab umum mastitis pada ibu menyusui, antara lain:

  • Penyumbatan saluran ASI: Saluran ASI yang tersumbat bisa menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri, yang kemudian menyebabkan infeksi.
  • Pengosongan ASI yang tidak tuntas: Jika payudara tidak terkuras sepenuhnya saat menyusui, ASI yang tertinggal dapat menyebabkan penyumbatan saluran ASI dan infeksi.
  • Kondisi kebersihan yang buruk: Kebersihan yang buruk saat menyusui, termasuk sanitasi puting susu yang tidak dijaga, dapat mempermudah masuknya bakteri.
  • Trauma pada payudara: Cedera atau trauma pada payudara, seperti benturan atau tekanan yang berlebihan, bisa menjadi pintu masuk bagi infeksi bakteri.
  • Penyakit autoimun: Beberapa kondisi autoimun, seperti lupus, bisa meningkatkan risiko ibu mengalami mastitis.

Ibu juga sebaiknya mewaspadai bila ada benjolan pada payudara. Pasalnya, bukan hanya mastitis, benjolan payudara juga bisa menjadi pertanda kanker. Agar lebih jelas, ibu bisa baca Apa Bedanya Gejala Kanker Payudara dengan Mastitis?

 

Cara Efektif untuk Mencegah Mastitis

Agar terhindar dari mastitis, berikut langkah-langkah yang bisa ibu lakukan:

  • Susui anak secara bergantian menggunakan payudara kanan dan kiri.
  • Kosongkan payudara untuk mencegah pembengkakan dan sumbatan.
  • Gunakan teknik menyusui yang baik untuk mencegah puting yang sakit. Ibu bisa baca Cara Menyusui Bayi yang Benar Agar Puting Susu Tidak Lecet.
  • Biarkan puting yang sakit atau pecah-pecah untuk mengering.
  • Pastikan untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.