“Di usia 4-5 tahun pertumbuhan anak berkembang pesat. Perbedaan pertumbuhan usia 4 dan 5 tahun mungkin terlihat tipis. Ayah dan ibu bisa memperhatikan dari berat badan, kemampuan fisik, hingga kemampuan sosial, di masing-masing usia.”

 

Tahap Pertumbuhan Anak Sesuai Usia 4–5 tahun

 

Di rentang usia 4-5 tahun, kemampuan Si Kecil sudah mulai berkembang pesat. Mulai dari tinggi badan, berat badan, perubahan fisik, kemampuan berkomunikasi, hingga kemampuan sosial. Karena itu, tidak mengherankan jika di usia ini beberapa orangtua akan memasukkan anaknya ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

 

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan anak dengan dunia sekolah dan mengajarkan cara bersosialisasi. TIdak ada salahnya juga bagi orangtua untuk menari tahu pertumbuhan anak sesuai usia 4-5 tahun disini. 

Anak Usia 4 Tahun

1.Tinggi dan Berat Badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia empat tahun adalah 94,1-111,3 sentimeter (perempuan) dan 94,9-111,7 sentimeter (laki-laki). Sedangkan berat badan idealnya adalah 12,3-21,5 kilogram (perempuan) dan 12,7-21,2 kilogram (laki-laki).

2.Kemampuan fisik

Biasanya, memasuki usia 4 tahun, tentunya fisik anak akan semakin terlihat perubahan. Selain tumbuh tinggi, anak juga akan memiliki kemampuan fisik yang baru. Di usia ini, anak akan menguasi kemampuan motorik halus dan kasar. Mereka juga akan lebih aktif untuk mencoba berbagai hal baru yang bisa dilakukan dengan fisik mereka. Misalnya, menarik kursi, bermain bola, mewarnai, melengkapi puzzle, hingga memilih baju yang akan dipakai. Hal yang terpenting, tetap awasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh Si Kecil.

3.Kemampuan Kognitif

Di usia 4 tahun, kemampuan kognitif anak pun akan semakin terasah. Di usia ini, biasanya Si Kecil sudah bisa memecahkan teka teki yang mudah. Anak-anak juga sudah mahir menghapal jenis huruf dan warna. Untuk urusan komunikasi, di usia ini biasanya anak akan lebih aktif berbicara. Hal ini disebabkan anak sudah mulai mengerti sekitar 2500-3000 kata. Dengan demikian, cara berkomunikasi anak sudah jauh lebih baik dibanding usia sebelumnya.

4.Kemampuan Sosial

Anak-anak sudah bisa belajar tentang cara bersosialisasi dan konsep berteman yang baik di usia ini. Jadi, ibu tidak perlu ragu untuk mengajarinya konsep berbagi, bersikap baik terhadap teman, dan hal-hal lain yang diperlukannya dalam bersosialisasi. Bahkan, memasuki usia ini, anak-anak yang tadinya sering mengalami tantrum, kini sudah mulai berkurang.

Anak Usia 5 Tahun

1.Tinggi dan Berat Badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia lima tahun adalah 99,9-118,9 sentimeter (perempuan) dan 100,7-119,2 sentimeter (laki-laki). Sedangkan berat badan idealnya adalah 13,7-24,9 kilogram (perempuan) dan 14,1-24,2 kilogram (laki-laki).

2.Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik Si Kecil sudah berkembang sangat baik. Mulai dari kekuatan otot, keseimbangan, hingga koordinasi otot-otot tubuhnya. Perkembangan ini memungkinkan Si Kecil untuk berlari dengan cepat, berdiri dengan satu kaki, dan aktivitas fisik lainnya. 

Di usia ini, beberapa anak juga sudah mulai kehilangan gigi susunya dan digantikan dengan gigi tetap. Namun, jangan heran jika anak terlihat lebih kurus di usia ini. Hal ini disebabkan tubuh anak mulai mampu kehilangan otot dan lemak. Namun, tetap perhatikan jika berat badan anak turun cukup drastis dan disertai keluhan kesehatan lainnya. 

3.Kemampuan Kognitif

Kebanyakan anak sudah bisa membangun sebuah percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa di sekitarnya. Bahkan, Si Kecil mungkin sudah bisa menyampaikan pendapat, mendeskripsikan objek yang dilihat, hingga menceritakan aktivitas yang dilakukannya. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi Si Kecil, ibu bisa menanyakan pendapat, perasaan, atau kegiatan hariannya. Di usia ini, anak juga sudah bisa menentukan mana yang baik dan buruk.

4.Kemampuan Sosial

Kebanyakan anak sudah bisa bersosialisasi dengan baik di usia ini. Jadi, jangan heran jika Si Kecil akan senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya, meskipun tak jarang ia akan menangis karena bertengkar atau berebut mainan. Ini adalah hal yang wajar. Namun, ibu tetap perlu melerai dan memberitahukannya bahwa bertengkar bukanlah hal yang baik, sehingga ia perlu meminta maaf dan memaafkan temannya.

Tentunya, tiap anak akan mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Meskipun demikian, perhatikan beberapa hal yang perlu ibu waspadai terkait dengan gangguan tumbuh kembang di usia 4-5 tahun:

  1. Terlihat selalu ketakutan, malu, atau agresif pada orang lain.
  2. Selalu cemas saat berpisah dari orangtua.
  3. Tidak mau bermain dengan anak seusianya.
  4. Tidak menunjukkan ketertarikan pada apapun.
  5. Tidak terlihat melakukan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain.
  6. Tidak dapat menyebutkan nama lengkapnya.
  7. Mengalami kesulitan memegang pensil, crayon, atau pulpen.
  8. Mengalami gangguan tidur dan makan.
  9. Mengalami kesulitan melakukan hal keseharian, seperti makan, menggunakan toilet, menyikat gigi, atau cuci tangan.

Itulah beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh orangtua. Pastikan tumbuh kembang si kecil tidak terhambat, ya.

 

Referensi:
Grow by Web MD. Diakses pada 2021. 4-5 Years Olds: Developmental Milestones
Very Well Family. Diakses pada 2021. 4 Year Old Child Developments Milestones
Very Well Family. Diakses pada 2021. 5 Year Old Child Developments Milestones
Kementerian Kesehatan Indonesia. Diakses pada 2021. Standar Antropometri Anak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tantrum dan cara mengatasinya!

 

 

siapa yang pernah berada dalam sebuah situasi dimana ada seorang anak sedang menangis sambil mengamuk dan sulit untuk ditenangkan? atau bahkan Biotizen adalah seorang ibu yang pernah mengalami kondisi tersebut? anak yang sedang mengamuk tanpa sebab yang jelas sedang mengalami Tantrum. Tantrum adalah kondisi ledakan emosi yang sangat umum terjadi pada anak usia 1,5 tahun sampai 4 tahun. Tantrum biasanya muncul dengan ditandai tindakan marah-marah, menangis kencang, sikap keras kepala, dan sulit untuk menenangkan diri. Sejatinya, diusia tersebut anak belum cukup mahir mengekspresikan apa yang mereka inginkan dan rasakan dengan kata-kata sehingga muncul tindakan emosional dari si kecil.

Terdapat dua jenis tantrum, yaitu tantrum manipulatif dan tantrum frustasi. Tantrum manipulatif muncul ketika si kecil menerima penolakan atau ketika keinginannya tidak dapat dipenuhi. Biasanya, anak akan melakukan tantrum manipulatif untuk membuat orang lain memenuhi keinginannya. 

Tantrum frustasi disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan keinginan serta perasaannya dengan baik. Kondisi ini rentan dialami oleh anak usia 18 bulan. Sebab, ia belum sepenuhnya dapat bertutur kata dengan baik. Selain kesulitan dalam mengutarakan perasaan, anak juga bisa mengalami tantrum frustasi ketika ia merasa kelelahan, kelaparan, atau merasa gagal dalam melakukan sesuatu.

Lalu bagaimana mengatasi anak yang sedang tantrum?

1. Mengatasi perilaku agresifnya

Anak yang sedang tantrum dapat melakukan beberapa hal yang agresif. Misalnya seperti memukul, membanting atau melempar barang, hingga menendang sesuatu. Jika itu terjadi, hal yang perlu dilakukan adalah memberitahukan anak dengan cara lembut dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak bahwa menyakiti orang lain atau merusak barang merupakan tindakan yang tidak baik. 

2. Abaikan anak 

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang tantrum adalah dengan mengabaikannya untuk berhenti memberi perhatian kepadanya agar anak tidak semakin meningkat kemarahannya. Namun, tindakan mengabaikan ini sebaiknya hanya dilakukan selama anak tidak berada dalam situasi yang membahayakan dirinya. Maka dari itu, pastikan untuk mendiamkan dan meninggalkan anak sejenak dan datangi kembali beberapa waktu kemudian.

3. Biarkan anak marah

Anak yang tantrum hanya perlu melampiaskan amarahnya. Maka dari itu, biarkan anak untuk marah ketika dirinya tantrum, selama tidak melakukan hal berbahaya bagi dirinya. Cara ini diyakini dapat membantu anak-anak untuk belajar melampiaskan amarah dengan cara yang tidak merusak. Alhasil, ketika dirinya sudah beranjak besar, anak diharapkan mampu mengendalikan dirinya dengan baik tanpa harus adu mulut dengan orangtuanya.

4. Orang Tua menahan diri untuk berteriak

Jika orang tua berteriak ketika si kecil sedang tantrum, maka anak biasanya akan ikut teriak untuk menyamai volume suaranya. Sebab, hal ini dilakukan anak agar dirinya bisa terlibat dalam komunikasi yang setara dengan orang tuanya. Oleh karena itu, ketika si kecil sedang tantrum, sebagai orangtua harus bisa menahan diri untuk tidak berteriak-teriak memarahinya dengan penuh emosi.

5. Bantu anak melakukan hal yang tidak bisa ia lakukan

Tantrum dapat disebabkan oleh hal yang sederhana, contohnya ketika seorang anak ingin mengenakan sepatu, tapi gagal. Jika hal ini memang penyebabnya, orang tua bisa menanyakan dengan lembut mengapa dirinya marah, dan membantu hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri.

Tidak Wajar Jika Anak Usia 4-6 Tahun Masih Tantrum

Meskipun tantrum merupakan hal yang wajar, bukan berarti orang tua bisa membiarkannya ketika sudah melewati batas. Jangan sampai si kecil memanfaatkan tantrum sebagai senjata agar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Batas usia normal anak mengalami tantrum adalah usia 4 tahun. Jika melebihi usia tersebut, maka dapat dikatakan terdapat kesalahan pada pola asuh dari orang tuanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Asupan vitamin A berperan penting dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. Contohnya, untuk meningkatkan sistem imun hingga mengoptimalkan pertumbuhan tulang.”

 

Bulan Vitamin A untuk Anak, Ini Manfaatnya untuk Pertumbuhan

 

Agar pertumbuhan dan perkembangan maksimal, orang tua perlu memastikan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dengan baik. Bukan hanya mineral, pastikan anak juga mendapatkan asupan vitamin yang cukup untuk kesehatannya, salah satunya vitamin A.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan menunjuk bulan Februari dan Agustus sebagai bulan vitamin A. Pada kedua bulan tersebut pemerintah membagikan suplemen vitamin A dalam bentuk kapsul biru dosis 100.000 IU untuk bayi usia 6-11 bulan, dan kapsul merah dosis 200.000 IU untuk anak usia 12-59 bulan.

Jangan ragu untuk mendapatkan tambahan vitamin A bagi agar tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal. Yuk, simak berbagai manfaat vitamin ini untuk pertumbuhan anak!

 

Manfaat Vitamin A untuk Pertumbuhan

Vitamin A bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan mata. Anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin ini dapat mengalami penurunan sistem imun tubuh, sehingga berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Selain itu, dampak kekurangan vitamin A yang jarang diketahui oleh orang tua adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu, selalu pastikan anak mendapatkan asupan vitamin ini dengan jumlah yang tepat agar manfaatnya bisa dirasakan dengan baik.

 

Berikut ini manfaat vitamin A untuk pertumbuhan pada anak, yaitu:

1. Mengoptimalkan pertumbuhan jaringan dalam tubuh

Dengan memenuhi kebutuhan vitamin ini dalam tubuh, maka pertumbuhan jaringan dalam tubuh anak akan berlangsung dengan maksimal. Jaringan tubuh adalah kumpulan sel yang bekerja untuk mencapai fungsi tertentu pada tubuh.

Ada berbagai jaringan dalam tubuh, mulai dari jaringan otot hingga jaringan saraf. Jika kebutuhan vitamin A terpenuhi dengan baik, maka jaringan bisa menjalankan fungsinya sehingga anak akan terhindar dari berbagai gangguan kesehatan yang bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang.

2. Meningkatkan sistem imun tubuh

Selain vitamin C, memenuhi kebutuhan vitamin A pada anak juga bisa membuat sistem imun tubuh anak meningkat. Hal ini membuat anak akan terhindar dari berbagai infeksi atau penyakit yang bisa menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang.

3. Mengoptimalkan pertumbuhan tulang

Pertumbuhan tulang yang optimal membuat anak akan memiliki pertumbuhan fisik yang sesuai dengan usianya. Jadi, pastikan anak mendapatkan asupan vitamin A sesuai dengan kebutuhannya.

4. Pertumbuhan gigi yang maksimal

Salah satu hal yang menandakan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal adalah pertumbuhan gigi yang sesuai dengan usianya. Bukan hanya fosfor dan kalsium, vitamin A juga menjadi salah satu jenis vitamin yang bisa mendukung pertumbuhan gigi Si Kecil. Jadi, pastikan kebutuhan vitamin A bagi anak terpenuhi.

5. Mencegah penyakit yang mengganggu tumbuh kembang

Kekurangan vitamin A nyatanya dapat berisiko meningkatkan penyakit yang bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Contohnya seperti infeksi saluran pernapasan atas, campak, hingga diare. 

 

 

Lakukan Ini untuk Memenuhi Kebutuhan Vitamin A pada Anak

Jumlah vitamin A yang dibutuhkan oleh anak akan disesuaikan dengan usianya. Berikut jumlah yang dibutuhkan:

  • Usia 1-3 tahun membutuhkan 1000 IU atau 300 mcg setiap hari untuk kebutuhan yang optimal. Hindari memberikan vitamin A secara berlebihan.
  • Usia 4-8 tahun  membutuhkan 1333 IU atau 400 mcg setiap hari.
  • Usia 9-14 tahun membutuhkan 600 mcg untuk pertumbuhan yang optimal.

Vitamin ini menjadi jenis vitamin yang mudah ditemukan pada makanan. Vitamin ini bisa ditemukan pada sayuran, seperti bayam hingga wortel. Selain itu, susu, telur, hingga keju juga memiliki kandungan vitamin A yang baik untuk anak.