Kesehatan Anak

 

Kesehatan Anak

 

Melindungi dan meningkatkan kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting. Anak-anak perlu diberikan lingkungan yang stabil untuk berkembang. Ini termasuk kesehatan dan gizi yang baik, perlindungan dari risiko ketiadaan akses ke pelayanan kesehatan, serta kesempatan untuk belajar dan tumbuh-berkembang. 

Menjaga kesehatan anak melalui investasi kesehatan jangka panjang dapat menjadi hal terpenting yang dapat dilakukan orang tua. Sebab, melihat anak bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik adalah hal yang paling membahagiakan bagi para orang tua.

 

Cara Menjaga Kesehatan Anak

Berikut ini cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan anak:

  • Berikan Imunisasi secara Lengkap untuk Anak

Imunisasi adalah cara terbaik untuk mencegah penularan berbagai penyakit yang bisa berbahaya pada anak. Karena itu, temui dokter anak dan pastikan Si Kecil mendapatkan semua imunisasi yang ia butuhkan, termasuk vaksin flu.

  • Ajarkan Cara Mencuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan juga merupakan cara terpenting untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa diperoleh anak dari sekolah atau tempat umum lainnya. Si Kecil bisa terserang bakteri atau virus penyebab penyakit bila ia menggosok mata atau hidungnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi oleh kuman tersebut. Oleh karena itu, sering mencuci tangan bisa membantu mencegahnya dari paparan kuman penyakit.

Mengajarkan anak cara mencuci tangan yang benar dengan menggunakan air dan sabun adalah bagian dari menerapkan kebersihan umum. Ingatkan juga anak untuk mencuci tangan setelah membuang ingus, setelah menggunakan kamar mandi, dan sebelum makan.

  • Bantu Anak Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh yang Kuat

Orang tua juga perlu menjaga kesehatan tubuh anak agar sistem kekebalan mereka bisa bekerja dengan baik. Dorong anak untuk melakukan hal yang bisa meningkatkan imunnya, seperti:

  • Tidur yang cukup.
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Dorong untuk aktif bergerak dan berolahraga
  • Luangkan waktu untuk bermain.
  • Ajarkan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas. 

Beberapa cara di atas adalah langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu mengurangi risiko anak terkena pilek, flu, dan infeksi lainnya.

Banyak orang tua yang tertarik untuk memberikan suplemen atau vitamin ekstra, seperti vitamin C pada anak. Namun, ibu dianjurkan untuk selalu membicarakannya pada dokter anak sebelum memberi anak suplemen apa pun. 

American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan pemberian suplemen vitamin untuk anak-anak sehat yang mengonsumsi makanan yang bervariasi. Cara paling baik adalah dengan membiarkan anak mendapatkan vitamin mereka melalui makanan.

  • Ajari Anak Kebiasaan Sehat

Mengajari anak melakukan kebiasaan sehat sangat penting agar ia bisa terlindungi dari infeksi penyakit. Kebiasaan sehat yang perlu diajarkan pada anak, antara lain:

  • Tidak menyentuh mata sebelum mencuci tangan.
  • Tidak berbagi peralatan makan dengan teman.
  • Menggunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat bersin.
  • Memberitahu orang tua saat ia merasa tidak enak badan.

Tindakan pencegahan tersebut sangat efektif untuk mencegah penyebaran sebagian besar penyakit menular, termasuk penyakit perut.

  • Dorong Anak untuk Cukup Tidur

Memastikan anak tidur yang cukup adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan mereka. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi anak-anak dalam berbagai cara.

Kurang tidur bisa menyebabkan konsentrasi yang buruk, obesitas, depresi, keinginan bunuh diri, dan cedera. Pastikan ibu membuat jadwal tidur untuk anak dan biasakan anak untuk tidur sesuai jadwal.

  • Berikan Sarapan yang Sehat

Sarapan adalah waktu makan paling penting bagi anak-anak usia sekolah. Sarapan yang seimbang dengan protein dan karbohidrat kompleks terbukti penting untuk fungsi otak serta untuk menjaga tingkat energi yang stabil sepanjang hari.

Anak-anak yang rutin sarapan lebih cenderung mengonsumsi nutrisi dalam jumlah yang sesuai serta mengonsumsi lebih sedikit lemak dan kolesterol total. Begitu juga dengan asupan zat besi, vitamin B, dan vitamin D yang bisa didapatlan lebih tinggi 20-60 persen pada anak yang tidak melewatkan sarapan.

  • Dorong Anak untuk Aktif Bergerak

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), obesitas pada masa kanak-kanak meningkat lebih dari dua kali lipat pada anak-anak dan empat kali lipat pada remaja dalam 30 tahun terakhir. Oleh karena itu, aktivitas fisik adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan anak. Pakar kesehatan masyarakat merekomendasikan 60 menit aktivitas fisik setiap hari untuk anak-anak.

 

Penyakit yang Biasa Dialami Anak

Ada beberapa jenis penyakit yang biasa dialami anak, yaitu: 

  • Pilek

Flu adalah salah satu penyakit yang paling umum dialami anak. Biasanya obat pilek yang diberikan pada anak adalah jenis asetaminofen atau ibuprofen. Obat ini  untuk mengatasi gejala seperti demam, nyeri otot, atau sakit kepala.

  • Infeksi Telinga

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak lebih rentan terkena infeksi telinga daripada orang dewasa. Infeksi telinga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejala termasuk sakit telinga, demam, lekas marah, sulit tidur, dan menarik-narik telinga.

  • Influenza

Influenza adalah jenis virus yang menyebar dengan mudah ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penyakit influenza dapat membuat anak mengalami gejala yang meliputi demam, sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri tubuh, dan kedinginan.

Sebagian besar kondisi dapat diobati di rumah dengan mengelola gejala memberikan obat-obatan, minum air putih, dan istirahat.

  • Bronkitis

Bronkitis terjadi ketika saluran udara di paru-paru membengkak dan menghasilkan lendir di paru-paru. Sebagian besar kasus bronkitis disebabkan oleh virus yang sering terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas.

  • RSV

Pada kebanyakan anak-anak dan orang dewasa, Respiratory syncytial virus (RSV) menyebabkan gejala seperti pilek ringan termasuk demam, batuk, pilek, dan bersin. 

  • Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut

Penyakit tangan, kaki, dan mulut paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak di bawah lima tahun. Gejalanya meliputi ruam kulit, demam, sariawan, dan gejala mirip flu.

  • Konjungtivitis

Ada beberapa penyebab konjungtivitis, bisa dari bakteri atau virus yang masuk ke mata. Salep antibiotik atau obat tetes mata adalah obat yang biasa diberikan untuk mengatasi sakit mata.

  • Gastroenteritis

Gejala gastroenteritis meliputi mual, muntah, dan diare. Biasanya, gejalanya hilang dalam beberapa hari dan pengobatannya meliputi istirahat dan pemberian cairan untuk menghindari dehidrasi akibat muntah dan diare.

  • Sinusitis

Sinusitis terjadi karena penumpukan cairan di sinus, yang memungkinkan kuman (bakteri dan virus) tumbuh. Sebagian besar kasus sinusitis disebabkan oleh virus. Gejalanya antara lain pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, tekanan atau nyeri di wajah, post-nasal drip (lendir menetes ke tenggorokan), sakit tenggorokan, batuk, dan bau mulut.

  • Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan disebabkan oleh bakteri yang disebut streptococcus pyogenes yang masuk ke hidung dan tenggorokan. Ini menyebabkan sakit tenggorokan, demam, amandel bengkak, dan sakit perut. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Ibu pasti sudah tidak asing dengan menu makanan 4 sehat 5 sempurna. Makanan dengan kombinasi asupan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan susu ini menawarkan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh.”

Kenali Apa Saja Makanan 4 Sehat 5 Sempurna dan Manfaatnya

Halodoc, Jakarta – Makanan 4 sehat 5 sempurna merupakan makanan yang punya kandungan gizi lengkap yang baik untuk tubuh. Kandungan ini berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Adapun makanan yang masuk dalam menu 4 sehat 5 sempurna adalah makanan pokok, aneka lauk pauk, sayur, buah, dan susu. Semula, program ini merupakan bentuk kampanye dari pemerintah untuk masyarakat Indonesia.

Namun, seiring waktu, kampanye ini justru menjadi gaya hidup untuk masyarakat yang pastinya seimbang dengan pola hidup sehat lainnya. Ini termasuk olahraga rutin, istirahat cukup, dan mengontrol stres.

Makanan 4 Sehat 5 Sempurna

Makanan 4 sehat 5 sempurna memang sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Namun, pastikan takarannya sesuai dengan usia mereka. Berikut pedoman yang bisa ibu perhatikan:

Makanan pokok

Umumnya, makanan pokok bagi masyarakat Indonesia berupa nasi yang menjadi sumber asupan karbohidrat. Sesuai dengan American Academy of Pediatrics (AAP), aturan porsi asupan nasi harian untuk anak sebagai berikut:

  • 1 tahun: 4 sendok makan.
  • 2 sampai 3 tahun: 6 sendok makan.
  • 4 sampai 8 tahun: 8 sendok makan.
  • 9 sampai 13 tahun: 10 sendok makan.

Apabila anak masih menunjukkan tanda lapar, mereka biasanya akan meminta tambahan porsi secara mandiri setelah menghabiskan porsi awal yang ibu berikan.

Lauk pauk

Makanan sehat selanjutnya adalah lauk pauk yang menjadi pendamping makanan pokok. Jenis makanan untuk kelompok ini biasanya memiliki kandungan protein dan lemak. Pilihannya termasuk:

  • Daging unggas, sapi, kambing, dan ikan.
  • Telur.
  • Tempe dan tahu sebagai sumber protein nabati.

Studi dalam Italian Journal of Pediatrics menyebutkan, protein bersama dengan kalori menjadi dua jenis nutrisi yang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Adapun kebutuhan harian protein anak sesuai dengan usianya bisa ibu lihat seperti berikut:

  • 2 sampai 3 tahun: 200 sampai 400 gram.
  • 4 sampai 8 tahun: 300 sampai 500 gram untuk perempuan dan 300 sampai 550 gram untuk laki-laki.

Sayuran

Makanan 4 sehat 5 sempurna berikutnya adalah sayuran dengan banyak warna, mulai dari oranye, hijau, merah, dan berbagai jenis kacang-kacangan. Sayuran hijau memiliki kandungan vitamin A, B, dan klorofil.

Sayuran dengan warna kuning atau merah banyak mengandung vitamin A dan karoten. Sayuran dengan warna kuning dan rasa yang asam tinggi akan vitamin C, dan sayuran beraroma tajam memiliki kandungan sulfur yang tinggi. 

Terkait dengan kebutuhannya untuk anak, setidaknya ibu harus memenuhi 1 sampai 2,5 cangkir sayur setiap harinya. 

Buah-buahan

Tidak jauh berbeda dengan sayuran, gizi yang terkandung dalam buah termasuk serat dan mineral. Studi dalam Journal of Antioxidants menyebutkan, buah memiliki peran penting sebagai antioksidan. 

Sebab, kulit buah memiliki banyak kandungan pigmen warna klorofil, misalnya pada buah jambu dan kiwi. Semakin gelap warna buah, maka semakin besar pula proteksi antioksidan pada tubuh. 

Jika ibu hendak menyajikan buah dalam bentuk jus, sebaiknya hindari memberikan gula tambahan. Selain itu, buah dalam bentuk jus setidaknya harus ibu sajikan untuk anak sebanyak 1 sampai 1,5 cangkir setiap hari.

Susu

Makanan 4 sehat 5 sempurna terakhir adalah susu. Produk ini dan turunannya, termasuk keju dan yogurt bisa ibu berikan pada anak sebanyak dua hingga tiga kali dalam satu hari. Adapun jenis susu yang masuk dalam program sehat ini adalah susu kedelai, susu sapi, dan susu almond.

Manfaat Makanan 4 Sehat 5 Sempurna

Menu makanan 4 sehat 5 sempurna memiliki bermacam kandungan gizi seimbang yang pastinya sangat bermanfaat untuk kerja organ dan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Adapun manfaatnya antara lain:

  • Menjaga berat badan tetap ideal, sehingga anak terhindar dari risiko obesitas dini.
  • Mendukung pertumbuhan anak, termasuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta membuat anak tetap aktif.
  • Menunjang perkembangan otak, misalnya melalui gizi yang terkandung dalam ikan.
  • Mencegah anak mengalami gizi buruk yang berujung pada pertumbuhan kerdil alias stunting.
Referensi:
Italian Journal of Pediatrics. Diakses pada 2023. Macronutrient balance and micronutrient amounts through growth and development.
Journal of Antioxidants. Diakses pada 2023. Effects of Fruit and Vegetable-Based Nutraceutical on Cognitive Function in a Healthy Population: Placebo-Controlled, Double-Blind, and Randomized Clinical Trial.

Sumber

 

Biotizen, siapa yang pernah berada dalam sebuah situasi dimana ada seorang anak sedang menangis sambil mengamuk dan sulit untuk ditenangkan? atau bahkan Biotizen adalah seorang ibu yang pernah mengalami kondisi tersebut? anak yang sedang mengamuk tanpa sebab yang jelas sedang mengalami Tantrum. Tantrum adalah kondisi ledakan emosi yang sangat umum terjadi pada anak usia 1,5 tahun sampai 4 tahun. Tantrum biasanya muncul dengan ditandai tindakan marah-marah, menangis kencang, sikap keras kepala, dan sulit untuk menenangkan diri. Sejatinya, diusia tersebut anak belum cukup mahir mengekspresikan apa yang mereka inginkan dan rasakan dengan kata-kata sehingga muncul tindakan emosional dari si kecil.

Terdapat dua jenis tantrum, yaitu tantrum manipulatif dan tantrum frustasi. Tantrum manipulatif muncul ketika si kecil menerima penolakan atau ketika keinginannya tidak dapat dipenuhi. Biasanya, anak akan melakukan tantrum manipulatif untuk membuat orang lain memenuhi keinginannya. 

Tantrum frustasi disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan keinginan serta perasaannya dengan baik. Kondisi ini rentan dialami oleh anak usia 18 bulan. Sebab, ia belum sepenuhnya dapat bertutur kata dengan baik. Selain kesulitan dalam mengutarakan perasaan, anak juga bisa mengalami tantrum frustasi ketika ia merasa kelelahan, kelaparan, atau merasa gagal dalam melakukan sesuatu.

Lalu bagaimana mengatasi anak yang sedang tantrum?

 

1. Mengatasi perilaku agresifnya

Anak yang sedang tantrum dapat melakukan beberapa hal yang agresif. Misalnya seperti memukul, membanting atau melempar barang, hingga menendang sesuatu. Jika itu terjadi, hal yang perlu dilakukan adalah memberitahukan anak dengan cara lembut dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak bahwa menyakiti orang lain atau merusak barang merupakan tindakan yang tidak baik. 

2. Abaikan anak 

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang tantrum adalah dengan mengabaikannya untuk berhenti memberi perhatian kepadanya agar anak tidak semakin meningkat kemarahannya. Namun, tindakan mengabaikan ini sebaiknya hanya dilakukan selama anak tidak berada dalam situasi yang membahayakan dirinya. Maka dari itu, pastikan untuk mendiamkan dan meninggalkan anak sejenak dan datangi kembali beberapa waktu kemudian.

3. Biarkan anak marah

Anak yang tantrum hanya perlu melampiaskan amarahnya. Maka dari itu, biarkan anak untuk marah ketika dirinya tantrum, selama tidak melakukan hal berbahaya bagi dirinya. Cara ini diyakini dapat membantu anak-anak untuk belajar melampiaskan amarah dengan cara yang tidak merusak. Alhasil, ketika dirinya sudah beranjak besar, anak diharapkan mampu mengendalikan dirinya dengan baik tanpa harus adu mulut dengan orangtuanya.

4. Orang Tua menahan diri untuk berteriak

Jika orang tua berteriak ketika si kecil sedang tantrum, maka anak biasanya akan ikut teriak untuk menyamai volume suaranya. Sebab, hal ini dilakukan anak agar dirinya bisa terlibat dalam komunikasi yang setara dengan orang tuanya. Oleh karena itu, ketika si kecil sedang tantrum, sebagai orangtua harus bisa menahan diri untuk tidak berteriak-teriak memarahinya dengan penuh emosi.

5. Bantu anak melakukan hal yang tidak bisa ia lakukan

Tantrum dapat disebabkan oleh hal yang sederhana, contohnya ketika seorang anak ingin mengenakan sepatu, tapi gagal. Jika hal ini memang penyebabnya, orang tua bisa menanyakan dengan lembut mengapa dirinya marah, dan membantu hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri.

Tidak Wajar Jika Anak Usia 4-6 Tahun Masih Tantrum

Meskipun tantrum merupakan hal yang wajar, bukan berarti orang tua bisa membiarkannya ketika sudah melewati batas. Jangan sampai si kecil memanfaatkan tantrum sebagai senjata agar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Batas usia normal anak mengalami tantrum adalah usia 4 tahun. Jika melebihi usia tersebut, maka dapat dikatakan terdapat kesalahan pada pola asuh dari orang tuanya.