“Golden age merupakan periode ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Di masa ini anak memerlukan banyak stimulasi agar pertumbuhan dan perkembangnya bisa optimal.”

 

Penjelasan Periode Golden Age dalam Tumbuh Kembang Anak

 

Orang tua perlu memastikan anak berada dalam proses tumbuh kembang yang baik. Bukan hanya setelah anak dilahirkan, proses mengoptimalkan tumbuh kembang anak juga perlu dilakukan orang tua sejak anak berada dalam kandungan.

Selain itu, tumbuh kembang anak juga perlu dioptimalkan saat anak memasuki usia golden age. Usia ini menjadi tahapan dalam perkembangan yang sangat penting karena anak akan bertumbuh dengan pesat. Lalu, usia berapa yang dimaksud dengan golden age? Yuk, simak penjelasan mengenai golden age berikut ini!

 

Mengenal Golden Age, Usia Emas untuk Pertumbuhan Anak

Ibu perlu memastikan asupan makanan yang dikonsumsi selama menjalani masa kehamilan. Menyadari kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan, membuat bayi akan dilahirkan dalam kondisi sehat.

Selain itu, hal tersebut juga bisa mendukung tumbuh kembang anak setelah anak dilahirkan. Apalagi saat anak memasuki usia golden age, pendampingan orang tua perlu dilakukan agar perkembangan dan pertumbuhan anak semakin optimal.

Golden age adalah usia ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat maksimal. Bukan hanya dari segi fisik, melainkan dari kemampuan kognitif hingga kesehatan mental. Dengan pendampingan yang tepat dari orang tua, tentunya anak bisa bertumbuh dengan perilaku dan kepribadian yang baik.

Masa usia emas biasanya diartikan dari usia  0-5 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini bisa memengaruhi kondisi tahap perkembangan selanjutnya pada kehidupan anak.

 

Langkah Mendukung Tumbuh Kembang Anak pada Masa Golden Age

Lalu, apa saja yang perlu dilakukan orang tua untuk memastikan golden age anak bisa dilalui dengan baik? Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orang tua:

1. Memberikan stimulasi terhadap motorik halus dan kasar

Pada masa usia emas, orang tua perlu memberikan stimulasi pada anak untuk merangsang motorik halus dan kasar. Motorik halus berkaitan dengan gerakan-gerakan pada tangan, jari, kaki, mulut, hingga lidah. Sedangkan motorik kasar berkaitan dengan menggerakan kepala, merangkak, melompat, hingga berjalan.

Ibu bisa menyiapkan berbagai mainan yang sesuai dengan usia anak untuk merangsang kedua motorik. Lakukan secara rutin agar perkembangannya bisa berjalan dengan optimal.

2. Melatih kemampuan kognitif anak

Selain kemampuan motorik, masa golden age juga penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Kemampuan ini berkaitan dengan cara anak dalam memperoleh pengetahuan.

Ada beberapa cara yang bisa ibu lakukan tentunya disesuaikan dengan usia anak. Contohnya seperti bermain di luar ruangan, mengenalkan buku bacaan pada anak, memberikan mainan edukasi, hingga mengenalkan anak dengan musik yang sesuai usianya.

3. Memastikan asupan nutrisi dan gizi

Hal yang tidak kalah penting dalam memaksimalkan tumbuh kembang anak pada usia emas adalah pemberian asupan nutrisi yang tepat. Bayi yang berusia 0-6 bulan perlu diberikan ASI eksklusif agar kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi dengan baik.

Memasuki usia 6 bulan, bayi memerlukan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) agar kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik. Pastikan ibu mulai memberikan makanan yang bernutrisi agar tumbuh kembang anak semakin optimal.

Ada beberapa makanan yang baik untuk mendukung tumbuh kembang, seperti pisang, alpukat, daging, ikan, brokoli, ubi, hingga yoghurt.

4. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan anak

Jangan lupa untuk memberikan anak vaksinasi yang dibutuhkan agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, yang dapat memengaruhi proses tumbuh kembang pada masa emasnya. 

Ibu juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin untuk memastikan anak dalam kondisi sehat. Dengan pemeriksaan rutin, ibu bisa mencegah berbagai penyakit beserta komplikasinya dengan lebih dini. Hal ini membuat pengobatan dan penanganan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Itulah berbagai hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak di usia emas.

 

 

 

 

 

 

"Gizi Dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan"

 

Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

Masa 1000 hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu selama tahun pertama dan kedua usia anak. Oleh karena itu, periode 1000 hari pertama kehidupan ini disebut juga dengan istilah periode emas atau “window of opportunity”.

Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode 1000 hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.

Para ahli menemukan bahwa setidaknya ada 50 zat yang memengaruhi fungsi otak dipengaruhi asupan makanan dan nutrisi mikro selama 1000 hari pertama kehidupan. Kegagalan asupan nutrisi penting selama periode ini menimbulkan efek jangka panjang dan tidak dapat diubah. Pemenuhan gizi yang optimal selama periode ini, selain memberi kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti jantung, kencing manis, stroke, dan obesitas.

 

Masa-masa Kritis dan Intervensi untuk kelompok  1000 hari pertama kehidupan

 

Jika 1000 hari tersebut dibagi berdasarkan tahapan kehidupan anak, maka ada 5 titik kritis yang harus diperhatikan pada seorang anak ialah :

  1. Masih dalam kandungan = 280 hari
  2. Umur 0-6 bulan = 180 hari
  3. Umur 6-8 bulan = 60 hariUmur 8-12 bulan = 120 hari
  4. Umur 12-24 bulan = 360 hari

 

Beberapa ahli mengatakan bahwa periode umur anak dibawah 2 tahun dikenal dengan “periode emas” atau “Window of Opportunity”. Jadi, untuk medapatkan generasi yang sehat dan kuat dan mewujudkan Indonesia prima, maka skala prioritas program ialah mulai anak masih dalam kandungan sampai ia berumur 2 tahun.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam masa-masa kritis tsb, yaitu:

  1. Periode dalam kandungan (280 hari)
  • Pastikan ibu memiliki status gizi baik sebelum dan selama hamil, tidak mengalami kurang energi kronik (KEK) dan anemia.
  • Selama hamil ibu mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan, porsi kecil tapi sering jauh lebih baik serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah.
  • Suplemen tablet besi (Fe), asam folat, vitamin C sangat dibutuhkan untuk menjaga ibu dari kemungkinan mengalami anemia.
  • Ibu harus memeriksakan kehamilan secara rutin.
  • Memasuki kehamilan trimester ke-3, sebaiknya ibu dan suami sudah mendapatkan informasi tentang menyusui, seperti manfaat menyusui, posisi dan teknik menyusui yang tepat, cara menangani masalah-masalah yang muncul saat menyusui (seperti puting lecet, ASI tidak keluar dll).

 

  1. Periode 0-6 bulan (180 hari)
  • Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini.
  • Pemberian ASI Eksklusif Membantu ibu mengatasi masalah-masalah yang timbul selama menyusui dengan menyediakan Hotline atau nomor telepon yang bisa dihubungi 24 jam oleh ibu jika ia mengalami masalah dan membutuhkan bantuan.
  • Beri dukungan ke ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
  • Memantau pertumbuhan secara teratur.

 

 3.   Periode 6-24 bulan (540 hari)

  • Pastikan ibu mengetahui jenis dan bentuk (konsistensi) makanan serta frekuensi pemberian makanan yang tepat diberikan pada periode ini.
  • Ajarkan ke ibu transisi pemberian makan mulai dari makanan cair atau lumat (6-8 bulan), lembek dan lunak/semi padat (8-12 bulan) dan padat (12-24 bulan).
  • Dukung ibu untuk terus memberikan ASI sampai periode ini.
  • Ajarkan ibu untuk mengolah dan memilih makanan yang murah dan bernilai gizi tinggi.
  • Memantau pertumbuhan dan memeriksakan kesehatan anak secara teratur.

 

Ada juga pakar kesehatan yang membagi masa-masa kritis dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memenuhi nutrisi gizi pada 1000 hari pertama kehidupan,  yaitu :

  1. Masa pra-kehamilan
    a. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.
    b. Mengonsumsi makanan bervariasi dengan gizi seimbang.
    c. Mengonsumsi makanan sumber asam folat dan suplemen asam folat selama 3 bulan pra-kehamilan.
    d. Olahraga teratur.
    e. Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol.
  2. Masa kehamilan
    a. Memeriksa kehamilan 4 x selama kehamilan
    b. Memenuhi asupan kalori yang cukup untuk mendukung peningkatan berat badan yang ideal dengan pola makan yang seimbang.
    c. Meningkatkan asupan zat besi, asam folat, kalsium, vitamin D dan yodium.
  3. Setelah bayi lahir
    a. Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah melahirkan serta upayakan bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar dan berwarna jernih kekuningan).
    b. Berikan hanya ASI eksklusif selama 6 bulan.
    c. Setelah bayi berusia 6 bulan berikan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) secara bertahap dengan tetap diberi ASI.
    d. Timbang berat badan bayi secara rutin setiap bulan.
    e. Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi.

           

Jenis-jenis intervensi gizi spesifik adalah sebagai berikut :

  1. Ibu Hamil
  • Suplementasi besi folat.
  • Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK.
  • Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil.
  • Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria.
  1. Usia 0 – 6 Bulan

Promosi menyusui (konseling individu dan kelompok)

  1. Usia 7 – 23 Bulan
  • Promosi menyusui.
  • KIE perubahan perilaku untuk perbaikan MP – ASI.
  • Suplementasi Zink.
  • Zink untuk manajemen diare
  • Pemberian Obat Cacing
  • Fortifikasi besi
  • Pemberian kelambu berinsektisida dan malaria

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

"Bermain alat musik piano bukan cuma menghibur. Ternyata, memainkan alat musik ini sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak, salah satunya melatih fokus dan kepercayaan dirinya."

 

Ibu, Ini 6 Manfaat Memainkan Alat Musik Piano pada Anak

 

Memainkan alat musik piano ternyata punya efek positif untuk tumbuh kembang anak. Mereka ternyata bisa belajar konsentrasi, kedisiplinan, kemampuan memori, penanganan stres,  dan berbagai manfaat lain yang menguntungkan anak sepanjang hidupnya. 

Selain itu, bermain piano di muka umum juga bisa melatih kepercayaan dirinya. Mereka bisa mengasah fokus dan kemampuan pendengarannya. 

 

Manfaat Bermain Alat Musik Piano untuk Anak

Berikut sederet manfaat bermain alat musik piano untuk anak:

 

1. Menunjang pertumbuhan

Bermain piano secara bisa mempertajam keterampilan motorik halus dan meningkatkan koordinasi tangan-mata anak yang masih dalam pertumbuhan. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa piano untuk juga bisa meningkatkan kadar hormon pertumbuhan.

Alunan juga terbukti mengurangi kecemasan, detak jantung dan pernapasan, komplikasi jantung, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respons imun.

 

2. Meningkatkan kecerdasan

Latihan piano juga meningkatkan kemampuan kognitif dan intelektual. Artinya, bermain piano bisa membuat anak lebih pintar karena bisa mengaktifkan bagian otak serupa yang digunakan dalam penalaran spasial dan matematika. 

Belajar piano juga telah terbukti meningkatkan daya ingat, terutama verbal. Latihan ini juga membangun kebiasaan baik seperti fokus, ketekunan, dan kreativitas. 

Anak-anak yang belajar piano selama beberapa tahun dapat mengingat kosa kata dua puluh persen lebih banyak daripada teman sebayanya. 

Anak-anak yang bisa bermain piano dianggap mampu menyimpan informasi lebih optimal di kemudian hari. 

Selain itu, bermain piano telah terbukti meningkatkan kemampuan spasial-temporal, yang sangat menonjol dalam matematika, sains, dan teknik.

Latihan musik secara teratur pada usia dini bahkan dapat membuat perubahan struktural pada otak seumur hidup.  

 

3. Menenangkan pikiran

Studi menunjukkan bahwa latihan piano bisa meningkatkan kesehatan mental.  Mereka yang mampu bermain musik terbukti mengalami lebih sedikit kecemasan, kesepian, dan depresi.

Bermain piano juga telah terbukti menjadi sumber penghilang stres dan meningkatkan kepercayaan diri.

 

4. Menjaga kesehatan fisik

Bukan cuma kesehatan mental, nyatanya piano juga bisa meningkatkan kesehatan fisik. Latihan ini melibatkan koordinasi mata dengan tangan dan kemampuan menggunakan alat dengan tangan, seperti  sumpit.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bermain piano juga mengasah kemampuan motorik halus yang akan semakin membaik ketika anak bertambah usia bahkan hingga dewasa.

 

5. Mengajarkan anak untuk menerima kritik dan pujian

Ketika mempelajari suatu instrumen baru, anak akan mendapat pujian dan juga kritik yang membangun secara alamiah.

Hal ini penting dalam membentuk kondisi mentalnya. Setiap aspek kehidupan seseorang pastinya terdapat pujian maupun kritik yang membangun.

Ini bisa menjadi cara yang tepat untuk melatih anak bagaimana menerima kritik dengan cara yang positif.

 

6. Mendapatkan kemampuan baru

Belajar piano juga bisa membantu anak untuk memiliki kemampuan baru. Ketika dia sudah menguasainya, otomatis kemampuan ini mampu meningkatkan kepercayaan diri anak dan mendapatkan pengalaman yang positif di sekolah.

Kemampuan baru juga  dapat memengaruhi performa anak menjadi lebih baik di sekolah. Oleh sebab itu, orang tua tak perlu ragu untuk memperkenalkan Si Kecil dengan kemampuan baru. Sebab, ini bisa menjadi aset berharga untuk dirinya di kemudian hari. 

Anak mengalami keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat.