Jahe merah banyak mengandung zat aktif untuk menyembuhkan penyakit.


 

Jahe merupakan salah satu bahan alami atau herbal yang memiliki manfaat untuk kesehatan. Ada beberapa jenis jahe di pasaran, salah satunya jahe merah. 

Manfaat jahe merah berasal dari senyawa yang terkandung di dalamnya, seperti shogaol, gingerol, zingeron, dan masih banyak lagi. 

Dengan banyaknya kandungan zat aktif yang dapat menyembuhkan penyakit, tidak heran jika jahe merah sering dijadikan ramuan herbal. 

Yuk, simak selengkapnya seputar kandungan dan manfaat jahe merah di sini!

Kandungan Nutrisi Jahe Merah

Dalam setiap 100 gram, jahe merah mengandung gizi sebagai berikut:

  • Kalori: 80 kkal
  • Lemak Total: 0,8 g 
  • Lemak Jenuh: 0,2 g
  • Kolesterol: 0 mg 
  • Natrium: 13 mg 
  • Kalium: 415 mg 
  • Karbohidrat Total: 18 g 
  • Serat Pangan: 2 g
  • Gula: 1,7 g
  • Protein: 1,8 g 
  • Vitamin C: 8 persen 
  • Kalsium: 1 persen 
  • Zat Besi: 3 persen
  • Vitamin B6: 10 persen
  • Magnesium: 10 persen

Ini 7 Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan Tubuh

Jahe merah dikenal sebagai rempah yang kaya manfaat untuk kesehatan, di antaranya yaitu: 

1. Menghangatkan Tubuh

Jahe merah mengandung senyawa gingerol dan shogaol yang memberikan sensasi hangat saat dikonsumsi. 

Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang produksi panas dalam tubuh, sehingga cocok dikonsumsi saat cuaca dingin atau setelah kehujanan. 

Selain itu, efek menghangatkan dari jahe merah juga bisa membantu meredakan kedinginan akibat kelelahan atau kurangnya energi dalam tubuh.

2. Membantu Mengatasi Sakit Kepala

Kandungan antiinflamasi dalam jahe merah dapat membantu mengurangi peradangan yang sering menjadi penyebab sakit kepala dan migrain. 

Jahe merah juga berperan dalam mengendurkan pembuluh darah yang tegang, sehingga aliran darah ke otak menjadi lebih lancar dan nyeri kepala berkurang.

3. Mencegah Radang Usus

Jahe merah memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. 

Senyawa aktif dalam jahe merah membantu menenangkan iritasi di usus dan lambung, serta melawan bakteri jahat yang bisa menyebabkan peradangan. 

Selain itu, jahe merah juga berperan dalam mengurangi produksi gas berlebih di dalam perut, sehingga bisa membantu mencegah kembung dan gangguan pencernaan lainnya.

4. Memperkuat Imunitas Tubuh

Jahe merah kaya akan antioksidan yang berperan dalam menangkal radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh. 

Senyawa seperti gingerol dan shogaol memiliki sifat antibakteri dan antivirus yang bisa membantu tubuh melawan infeksi, baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. 

Rutin mengonsumsi jahe merah, terutama dalam bentuk teh atau ramuan herbal, dapat membantu tubuh tetap kuat dan tidak mudah terserang penyakit seperti flu, batuk, atau infeksi saluran pernapasan lainnya.

5. Meningkatkan Nafsu Makan

Jahe merah memiliki aroma dan rasa khas yang dapat merangsang produksi enzim pencernaan, yang pada akhirnya membantu meningkatkan nafsu makan. 

Jahe juga bekerja dengan meningkatkan sekresi asam lambung dalam jumlah yang seimbang, sehingga pencernaan menjadi lebih lancar dan tubuh lebih siap menerima asupan makanan. 

Oleh karena itu, jahe merah sering digunakan sebagai bahan dalam jamu tradisional untuk membantu orang yang mengalami masalah kurang nafsu makan, seperti anak-anak atau orang yang sedang dalam masa pemulihan setelah sakit.

6. Menjaga Kesehatan Jantung

Jahe merah juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang jika dibiarkan tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Selain itu, jahe merah memiliki sifat antikoagulan alami, yang membantu mencegah pembekuan darah berlebih dalam pembuluh darah dan mengurangi risiko tekanan darah tinggi. 

7. Mengobati Batuk

Jahe merah dikenal memiliki sifat ekspektoran yang membantu mengencerkan dahak dan meredakan batuk. 

Efek hangat dari jahe merah juga bisa membantu melegakan tenggorokan yang gatal dan mengurangi iritasi akibat batuk terus-menerus. 

Selain itu, jahe merah memiliki sifat antibakteri yang bisa membantu melawan infeksi di saluran pernapasan, menjadikannya obat alami yang efektif untuk batuk berdahak maupun batuk kering. 

Biasanya, jahe merah dikonsumsi dalam bentuk teh atau dicampur dengan madu untuk hasil yang lebih optimal.

Apa Kata Riset?

Sebuah riset dalam jurnal Molecules menyatakan bahwa jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum), mengandung 169 senyawa kimia, termasuk vaniloid, terpen, flavonoid, dan asam amino. 

Jahe merah memiliki berbagai manfaat terapeutik, seperti mengatasi peradangan, muntah, rubella, aterosklerosis, TBC, gangguan pertumbuhan, dan kanker. 

Secara ilmiah, jahe merah terbukti memiliki aktivitas imunomodulator, antihipertensi, antihiperlipidemia, antihiperurisemia, antimikroba, dan sitotoksik, yang menjadi dasar manfaat kesehatannya. 

Selain itu, hanya sedikit laporan mengenai efek sampingnya. Penelitian ini memberikan wawasan tentang kandungan bioaktif, mekanisme kerja, farmakokinetika, serta analisis kualitatif dan kuantitatif jahe merah.

Itulah beberapa manfaat jahe merah untuk kesehatan yang perlu diketahui. 

 

Referensi:
Delto. Diakses pada 2025. 8 Benefits of Red Ginger
Health Benefit. Diakses pada 2025. Health benefits of Red Ginger
US Department of Agriculture. Diakses pada 2025. Ginger root, raw.
Zhang S, et al. Diakses pada 2025. Zingiber officinale var. rubrum: Red Ginger’s Medicinal Uses.

Sumber

“Bulu halus dari ulat bulu yang mengenai kulit dapat menimbulkan alergi dan gatal-gatal. Kamu bisa mengatasinya dengan tidak menggaruk bagian yang gatal, menghilangkan bulu yang menempel, hingga menggunakan salep. "

Catat, Ini 8 Cara Mengobati Gatal karena Ulat Bulu


 

Ketika bersentuhan dengan kulit manusia, bulu-bulu ini dapat menyebabkan reaksi alergi dan iritasi. Gigitan ulat bulu dapat menimbulkan berbagai gejala seperti bercak kemerahan, bentol, rasa perih, pembengkakan, dan gatal.

Gatal akibat ulat bulu dapat sangat mengganggu dan menghambat aktivitas sehari-hari. Meskipun gejala tersebut biasanya akan mereda dalam beberapa saat, kamu juga bisa melakukan berbagai cara untuk meredakannya.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengobati gatal-gatal akibat ulat bulu?

Cara Mengatasi Gatal karena Gigitan Ulat Bulu

Guna membantu mengurangi efek samping yang muncul karena gigitan serangga ulat bulu, kamu bisa mencoba melakukan beberapa hal berikut ini. 

1. Tidak menggaruk bagian yang gatal

Rasanya memang sulit menahan keinginan untuk menggaruk bagian tubuh yang terkena bulu ulat. Namun, sebaiknya kamu menghindari menggaruk bagian tersebut, karena bisa meningkatkan risiko munculnya infeksi pada kulit. 

Beberapa orang juga mengalami bentol dan ruam seperti biduran ketika terkena bulu dari ulat beracun ini. Namun, benarkan bulu ulat ini bisa memicu biduran? Kamu bisa mendapatkan jawabannya melalui artikel “Kena Ulat Bulu Bisa Sebabkan Biduran, Benarkah?

Alih-alih menggaruknya, kamu bisa menggunakan krim atau salep untuk membantu mengurangi gatal karena gigitan serangga. Simak rekomendasinya berikut ini:

2. Hilangkan bulu yang menempel pada kulit

Jika kamu mengalami kontak langsung dengan ulat bulu, segera hilangkan bulu yang menempel pada kulit. Kamu bisa menggunakan sarung tangan, selotip, atau kertas untuk mengangkat bulu yang menempel.

Sebisa mungkin, lakukan ini untuk mencegah gatal menyebar ke bagian tubuh lain. Sebab, bulu halus dari ulat bulu bisa saja terbang dan kemudian menyebarkan gatal ke area yang bahkan tidak menyentuh ulat bulu secara langsung.

3. Bersihkan area tubuh yang terkena ulat bulu

Setelah berhasil menghilangkan bulu yang melekat pada tubuh, cucilah area yang terkena bulu tersebut dengan menggunakan air hangat dan sabun untuk membantu menghilangkan racun yang tersisa.

4. Usap dengan garam

Menghilangkan rasa gatal akibat ulat bulu juga bisa menggunakan garam. Caranya juga sangat sederhana, usapkan garam dan gosokkan selama lima menit pada bagian tubuh yang terkena bulu. 

Garam bisa membantu menghilangkan bulu dan racun yang tak terangkat ketika kamu membasuhnya dengan sabun.

5. Minyak kelapa dan es batu

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) atau kompres dingin untuk mengurangi rasa perih, pembengkakan dan nyeri. Namun, apabila kedua kondisi tersebut tidak mereda, segera lakukan pemeriksaan medis untuk menghindari terjadinya reaksi alergi yang serius.

6. Menggunakan kunyit

Beberapa pakar menyebutkan, kunyit juga bisa kamu manfaatkan untuk mengatasi gatal akibat racun ulat bulu. Kunyit menjadi salah satu rempah dengan sifat antiinfeksi yang mampu membuat luka menjadi lebih cepat kering. 

Caranya, bersihkan kunyit dan parut hingga lembut. Kemudian, balurkan kunyit parut ke bagian kulit yang terkena ulat. Selanjutnya, tunggulah selama beberapa saat dan bilas dengan air bersih.

7. Soda kue untuk mengatasi gatal karena ulat bulu

Soda kue memang memiliki banyak fungsi, salah satunya termasuk meredakan gatal karena bulu ulat sekaligus mencegah gatal tersebut menyebar.

Caranya cukup mudah, campurkan satu sendok makan soda kue dengan satu hingga dua sendok makan air hangat. Lalu, aduk hingga tercampur sempurna dan oleskan ke bagian kulit yang terasa gatal.

8. Menggunakan salep

Jika cara sebelumnya tidak memberikan hasil yang optimal, coba gunakan salep hidrokortison atau antihistamin. Kamu juga sebaiknya segera melakukan pemeriksaan medis ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat. 

 

Pencegahan Reaksi Anafilaksis

Pencegahan reaksi anafilaksis adalah langkah krusial, terutama bagi individu yang memiliki riwayat alergi atau pernah mengalami reaksi alergi parah sebelumnya.

1. Identifikasi dan Hindari Pemicu Alergi

Langkah utama pencegahan adalah dengan mengidentifikasi dan menghindari pemicu alergi sebisa mungkin. Jika kamu mengetahui alergen spesifikmu, seperti bisa ulat bulu atau zat lainnya, hindari kontak langsung dengan alergen tersebut.

Bagi individu yang berisiko tinggi mengalami reaksi anafilaksis, dokter mungkin akan meresepkan epinephrine auto-injector yang harus selalu dibawa dan digunakan segera saat gejala reaksi alergi parah muncul. Penting juga untuk mengedukasi keluarga, teman, dan rekan kerja mengenai kondisi alergi kamu dan cara memberikan pertolongan pertama jika terjadi reaksi anafilaksis.

2. Kewaspadaan di Lingkungan Berisiko dan Perlindungan Diri

Meskipun reaksi anafilaksis akibat gigitan ulat bulu lebih jarang terjadi dibandingkan reaksi alergi lain, kewaspadaan tetap penting, terutama saat beraktivitas di alam terbuka yang mungkin menjadi habitat ulat bulu.

Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di area yang banyak pepohonan atau semak-semak untuk meminimalkan risiko kontak dengan ulat bulu.

Hindari menyentuh ulat bulu secara langsung. Jika tidak sengaja terkena ulat bulu dan mengalami gejala seperti iritasi kulit atau infeksi kulit yang tidak biasa, segera lakukan pemeriksaan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah reaksi alergi berkembang menjadi reaksi anafilaksis parah.


Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2024. What Parents Should Know About Caterpillars.
Medscape. Diakses pada 2024. Caterpillar Envenomation.
University of Kentucky. Diakses pada 2024. Insect & Pest Info. Stinging Caterpillars.

Sumber

Mulut terasa pahit bisa disebabkan karena mulut kering, kurang menjaga kebersihan mulut, serta kekurangan vitamin dan zinc.

7 Penyebab Mulut Terasa Pahit dan Cara Mengatasinya


 

Mulut terasa pahit adalah masalah yang cukup umum dan bisa dialami siapa saja. Kondisi ini dapat muncul tiba-tiba atau terjadi secara terus-menerus, tergantung pada penyebabnya. Bisa jadi, saat bangun tidur mulut terasa pahit dan membuat tubuh tidak nyaman. 

Rasa pahit di mulut umujmnya berkaitan dengan kebersihan mulut, pola makan, atau bahkan kondisi medis tertentu. Dalam beberapa kasus, sensasi pahit ini bisa berlangsung singkat, tetapi jika terjadi dalam jangka panjang, bisa mengganggu kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup.

Yuk, cari tahu selengkapnya tujuh penyebab utama mengapa mulut bisa terasa pahit, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. 

Penyebab Mulut Terasa Pahit

Kenapa mulut terasa pahit? Berikut adalah penyebab umum mulut terasa pahit beserta penjelasannya:

1. Mulut kering

Produksi air liur yang berkurang dapat menyebabkan mulut kering, yang pada gilirannya memicu rasa pahit. Kondisi ini bisa disebabkan oleh dehidrasi, efek samping obat-obatan, atau kebiasaan bernapas melalui mulut.

Air liur berperan penting dalam membersihkan sisa makanan dan bakteri. Tanpa air liur yang cukup, bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan rasa pahit.

2. Kebersihan mulut yang buruk

Penumpukan plak dan bakteri akibat kebersihan mulut yang tidak terjaga dapat menyebabkan rasa tidak enak, termasuk rasa pahit di mulut.

Plak yang menumpuk dapat berkembang menjadi karang gigi dan menyebabkan radang gusi (gingivitis), yang berkontribusi pada munculnya rasa pahit.

3. Infeksi saluran pernapasan atas

Pilek, sinusitis, dan infeksi lainnya dapat memicu peradangan yang mempengaruhi indera pengecap, menghasilkan rasa pahit di mulut.

Selain itu, lendir yang berlebih dapat naik ke mulut dan menyebabkan rasa tidak enak.

4. Kehamilan

Perubahan hormonal selama kehamilan, khususnya peningkatan hormon estrogen, dapat mempengaruhi indera pengecap dan menyebabkan rasa pahit atau logam di mulut.

Gejala ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang seiring berjalannya waktu atau setelah melahirkan.

5. Penggunaan  obat-obatan tertentu

Beberapa obat, seperti antibiotik, antidepresan, dan obat tekanan darah, dapat meninggalkan rasa pahit sebagai efek samping.

Setelah tubuh menyerap obat, sisa-sisanya dapat diekskresikan ke dalam air liur, mempengaruhi rasa di mulut.

Obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan rasa pahit termasuk tetrasiklin, lithium, dan beberapa obat jantung.

6. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau asam lambung

Kenapa mulut terasa pahit saat sakit GERD? GERD menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan bahkan ke mulut, menghasilkan rasa pahit atau asam.

Gejala lain yang mungkin menyertai termasuk nyeri ulu hati dan sensasi terbakar di dada. GERD dapat diperburuk oleh faktor-faktor seperti obesitas, merokok, dan konsumsi makanan berlemak atau pedas.

7. Defisiensi vitamin B12 atau zinc

Kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B12 dan zinc, dapat mempengaruhi indera pengecap dan menyebabkan rasa pahit di mulut.

Defisiensi ini dapat terjadi akibat pola makan yang tidak seimbang atau kondisi medis tertentu yang mempengaruhi penyerapan nutrisi. Gejala lain yang mungkin muncul termasuk kelelahan, anemia, dan gangguan neurologis.

 

Apa Kata Riset tentang Sensasi Mulut Terasa Pahit?

Studi yang dipublikasikan oleh National Institute of Dental and Craniofacial Research menunjukkan bahwa, sensasi rasa pahit di mulut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, infeksi, dan kondisi medis lainnya.

Selain rasa pahit, terkadang seseorang juga merasakan adanya sensasi terbakar tanpa adanya penyebab yang jelas. 

Selain itu, penelitian lain mengindikasikan bahwa, peningkatan kadar protein TNF-alpha selama infeksi dapat mempengaruhi indra pengecap, menyebabkan rasa pahit di mulut saat seseorang sedang sakit.

Cara Mengatasi Mulut Terasa Pahit

Saat mengalami kondisi tersebut, banyak orang mencari tahu apa obat mulut terasa pahit. Padahal tak melulu soal obat, mulut terasa pahit juga bisa diatasi dengan berbagai cara yang bisa dilakukan di rumah. 

Berikut ini beberapa cara mengatasi mulut terasa pahit dan mual:

  • Menjaga kebersihan mulut. Sikat gigi setidaknya dua kali sehari dan gunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa makanan, yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
  • Mengonsumsi air putih yang cukup. Pastikan kamu terhidrasi dengan baik untuk mencegah mulut kering yang dapat memicu rasa pahit.
  • Mengunyah permen karet bebas gula. Cara ini dapat merangsang produksi air liur dan membantu mengurangi rasa pahit di mulut.
  • Menghindari makanan pemicu asam lambung. Batasi konsumsi makanan pedas, asam, dan berlemak yang dapat memicu naiknya asam lambung.
  • Berkumur dengan larutan garam. Berkumur dengan larutan garam dapat membantu menetralkan pH mulut dan mengurangi rasa pahit.
  • Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Kedua kebiasaan ini dapat mempengaruhi produksi air liur dan kesehatan mulut secara keseluruhan.

Mulut terasa pahit apa solusinya? Nah, selain melakukan cara di atas, kamu juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Terutama jika rasa pahit tidak kunjung hilang atau disertai gejala lain.


Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Bad taste in mouth.
Healthline. Diakses pada 2025. What’s Causing This Bitter Taste in My Mouth?
Healthline. Diakses pada 2025. Bad Taste in Mouth: Causes, Treatment, and Prevention
Medical News Today. Diakses pada 2025. Bad taste in mouth: Symptoms, causes, and treatment. 
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to know about a bitter taste in the mouth. 
National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses pada 2025. Burning Mouth Syndrome.

Sumber