“Menjaga kesehatan lansia penting, karena tubuh yang mengalami penuaan rentan terserang penyakit dan komplikasi. Selain olahraga, ada beberapa cara lain untuk menjaga kesehatan lansia, mulai dari mengonsumsi makanan sehat hingga pemeriksaan tahunan.”

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/10/07041911/selain-olahraga-ini-cara-menjaga-kesehatan-lansia-halodoc.jpg.webp

 

Berapa pun usia kamu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit. Namun, ketika sudah memasuki usia 65 tahun atau lebih, tubuh akan mulai melemah dan lebih mudah terserang penyakit, bahkan komplikasi. Oleh karena itu, kesehatan lansia penting sekali untuk dijaga.

Tetap aktif secara fisik, seperti rutin berolahraga, sudah diketahui sebagai cara yang baik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun, selain olahraga, masih ada banyak cara lain yang juga tidak kalah penting untuk dilakukan guna menjaga kesehatan lansia, baik secara fisik maupun mental. Yuk, cari tahu di sini.

 

Tips Menjaga Kesehatan Lansia

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan lansia:

1. Konsumsi makanan bergizi

Mengonsumsi makanan bergizi penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lansia agar tetap sehat dan kuat. Makanan yang kaya buah-buahan, sayuran, dan daging tanpa lemak bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka, dan melindungi dari virus serta bakteri berbahaya yang menyebabkan penyakit. 

Buah dan sayuran merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan melindungi sel-sel dari kerusakan dan menjaga tubuh tetap sehat. Selain itu, lansia juga perlu membatasi konsumsi makanan manis dan berlemak. Sebab, makanan tersebut bisa memicu peradangan dalam tubuh dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.

2. Minum suplemen seperlunya

Terkadang mengonsumsi makanan sehat saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Karena itu, konsumsi suplemen bisa menjadi cara lain untuk membantu menjaga kesehatan lansia. Namun, ingat selalu tanyakan pada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen apa pun. Beberapa suplemen yang mungkin direkomendasikan untuk orang tua, antara lain kalsium, vitamin D, vitamin B6, atau vitamin B12.

3. Sering cuci tangan

Mencuci tangan secara teratur adalah cara terbaik lainnya untuk menjaga kesehatan lansia. Pasalnya, tanpa disadari ada banyak kuman penyebab penyakit yang bisa menempel di tangan saat menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Lansia berisiko terserang penyakit bila menyentuh wajah dengan tangan yang kotor tersebut.

Jadi, sering-seringlah mencuci tangan dengan air hangat dan sabun cuci tangan, setidaknya selama 20 detik. Hindari menyentuh hidung, wajah, dan mulut dengan tangan.

4. Tidur yang cukup

Tidak hanya memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan dirinya sendiri, tidur yang cukup juga bisa mengurangi tingkat stres, sehingga kesehatan mental bisa tetap terjaga.  Dengan tidur yang cukup setiap malam, lansia juga bisa memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, sehingga tidak mudah sakit.

Tidur juga penting seiring bertambahnya usia, karena bisa meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Jadi, usahakanlah untuk tidur setidaknya 7-9 jam setiap malam.

5. Tetap aktif bersosialisasi 

Tetap aktif bersosialisasi dengan keluarga dan teman ternyata bisa memberi manfaat yang besar bagi kesehatan lansia, lho. Sebuah artikel yang diterbitkan dalam The Journals of Gerontology, Series B: Psychological Sciences and Social Sciences pada Januari 2019, menemukan bahwa peserta (di atas 65 tahun) yang memiliki tingkat aktivitas sosial yang lebih tinggi, cenderung mengalami suasana hati yang lebih positif, lebih sedikit perasaan negatif, dan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi.

6. Jadwalkan pemeriksaan kesehatan fisik tahunan

Memeriksakan kesehatan setiap tahun juga penting untuk menjaga kesehatan lansia. Pasalnya, kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi bisa tidak terdeteksi. Nah, pemeriksaan fisik secara teratur akan memungkinkan dokter untuk mendiagnosis masalah kesehatan tersebut lebih awal. 

Mendapatkan perawatan dini bisa mencegah komplikasi jangka panjang.

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. The Senior’s Guide to Staying Healthy Year-Round.
Everyday Health. Diakses pada 2022. 10 Steps to Healthy, Happy Aging.

 

 

“Bayi usia di atas enam bulan perlu mendapatkan cemilan bergizi sebagai makanan pendamping ASI (MPASI). Beberapa di antaranya adalah buah potong, pure sayur, yogurt, keju, dan sereal bayi.”

Ini 7 Rekomendasi Cemilan Bayi Usia 6 Bulan yang Kaya Gizi dan Nutrisi

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2023/12/06080538/Rekomendasi-Cemilan-Bayi-Usia-6-Bulan-yang-Kaya-Gizi-dan-Nutrisi.jpg.webp

 

Bayi usia 6 bulan membutuhkan cemilan bergizi, karena anak mulai mengembangkan kemampuan makan makanan padat dan memerlukan tambahan gizi selain ASI.

ASI atau susu formula saja mungkin tidak lagi cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi pada usia ini. Selain asupan protein, karbohidrat, dan lemak dari makanan utama, makanan padat seperti sereal bayi, sayuran, dan buah-buahan dapat memberikan beragam nutrisi lain yang diperlukan. Contohnya seperti vitamin, mineral, dan serat. 

Mau tahu apa saja cemilan bayi yang lezat dan kaya nutrisi? Berikut ulasannya!

Rekomendasi Cemilan Bayi

Tidak hanya bermanfaat sebagai asupan nutrisi, pemberian cemilan bergizi membantu bayi dalam mengembangkan keterampilan makan yang penting. Ini termasuk mengunyah, menelan, dan memperkenalkan anak pada berbagai tekstur makanan. Apa saja rekomendasi cemilan bayi berusia 6 bulan?

1. Pure sayuran hijau

Pure sayuran hijau seperti bayam, brokoli, atau kacang hijau adalah pilihan yang baik untuk memperkenalkan bayi pada sayuran. Makanan ini kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

Penelitian mengenai pentingnya keragaman makanan sebagai cemilan bayi usia 6 bulan pernah dilakukan di Bengkulu pada tahun 2017. Hasil penelitian tersebut termuat dalam jurnal ilmiah berjudul Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Keragaman Konsumsi Sumber Vitamin A dan Zat Besi Usia 6-23 Bulan di Provinsi Bengkulu yang dipublikasikan di Journal Nutrition College.

Disebutkan kalau terdapat hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), dengan keragaman konsumsi sumber zat gizi mikro (Fe) anak usia 6-23 bulan di Provinsi Bengkulu.

Tahapan pemberian MP-ASI usia 6-9 bulan sebaiknya makanan bertekstur cair, lembut atau saring, seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran saring atau dihaluskan.

2. Telur rebus yang dihaluskan

Telur rebus yang dihaluskan adalah sumber protein berkualitas tinggi dan lemak sehat. Hindari telur mentah dan pastikan telur matang sempurna sebelum memberikannya kepada bayi. 

Jurnal ilmiah berjudul Potential of Egg as Complementary Food to Improve Nutrient Intake and Dietary Diversity yang dipublikasikan di MDPI Journal, menyebutkan, stunting dapat disebabkan oleh praktik pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat, sehingga asupan zat gizi mikro anak tidak terpenuhi. 

Telur rebus dapat menjadi cemilan bergizi kaya nutrisi pada bayi usia 6 bulan, terutama buat negara dengan penghasilan rendah. Telur adalah sumber protein berkualitas tinggi, zat gizi mikro (misalnya kolin, zat besi, seng, vitamin A, fosfor, dan yodium), dan lipid berkualitas tinggi, seperti fosfolipid dan asam lemak tak jenuh ganda.  

Kandungan atau nutrisi di atas sangat baik untuk perkembangan otak dan kekebalan tubuh yang optimal. Dengan nilai gizi demikian, harganya juga relatif terjangkau.

3. Sereal beras atau oatmeal bayi

Sereal bayi kaya akan zat besi dan dapat membantu mencegah anemia pada bayi. Orang tua dapat mencampurkannya dengan ASI atau susu formula untuk memberikan makanan yang lebih padat nutrisi.

4. Cemilan finger food

Keju cheddar adalah sumber protein dan kalsium yang baik. Potong keju menjadi potongan yang sesuai ukuran untuk memudahkan bayi menggenggam dan mengunyah. selain cheddar, cemilan finger food lainnya adalah brokoli, kembang kol, daging, tahu, dan terong rebus.

Menurut jurnal ilmiah berjudul Hand motor skills affect the intake of finger foods in toddlers (12–18 months) yang dipublikasikan di Food Quality and Preference, ada banyak manfaat memberikan anak finger food. Ini terutama memengaruhi keterampilan motorik tangan. 

Soalnya tekstur dan bentuk finger food membantu anak mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Saat anak mencoba memegang dan meraih makanan dengan jari, mereka melatih koordinasi tangan dan mata, serta kemampuan mengendalikan gerakan jarinya.

5. Yoghurt bayi 

Yoghurt bayi adalah sumber kalsium dan protein yang penting untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan otot. Pastikan untuk memilih varian yang tidak mengandung gula tambahan.

6. Buah-buahan mentah yang dihaluskan

Buah-buahan seperti pisang, mangga, atau alpukat yang dihaluskan adalah sumber vitamin dan serat yang baik. Jenis buah ini memberikan rasa manis alami yang disukai bayi. 

7. Roti tipis dengan selai almond tanpa gula

Potong roti tipis kecil dan oleskan selai almond tanpa gula untuk memberikan tekstur yang berbeda dan rasa yang lezat. Selai almond mengandung lemak sehat dan protein.

Sebelum memperkenalkan cemilan baru kepada bayi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak. Selalu awasi reaksi bayi terhadap makanan baru dan perhatikan tanda-tanda alergi. 

Penting juga untuk memperkenalkan satu jenis makanan pada satu waktu untuk memudahkan identifikasi alergi makanan jika terjadi. Pemberian cemilan bergizi seharusnya selalu diiringi dengan ASI atau susu formula sebagai sumber utama gizi bayi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi:
Food Quality and Preference. Diakses pada 2023. Hand motor skills affect the intake of finger foods in toddlers (12–18 months).
Pampers. Diakses pada 2023. The Best Finger Foods for Babies.
Cherub Baby. Diakses pada 2023. 15 Finger Foods For A 6 Month Old Baby.
Journal Nutrition College. Diakses pada 2023. Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Keragaman Konsumsi Sumber Vitamin A dan Zat Besi Usia 6-23 Bulan di Provinsi Bengkulu.
MDPI Journal. Diakses pada 2023. Potential of Egg as Complementary Food to Improve Nutrient Intake and Dietary Diversity.

“Bayi yang mengalami pneumonia umumnya demam, batuk, tidak napsu makan sampai sesak napas. Penanganannya disesuaikan dengan penyebab pneumonia, akibat infeksi bakteri atau virus.”

 

https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/11/14064220/kenali-gejala-pneumonia-pada-bayi-dan-penanganannya-halodoc.jpg.webp

 

Pneumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi virus atau bakteri. Kondisi peradangan membuat paru-paru terisi oleh cairan maupun pus (dahak purulen). Karena alasan ini, pneumonia disebut juga sebagai penyakit paru-paru basah. 

Kondisi ini paling rentan menimpa bayi yang sistem kekebalan tubuhnya masih dalam proses perkembangan. Pneumonia pada bayi menimbulkan gejala yang tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Salah satunya batuk terus menerus.

 

Kenali Tanda-Tanda Pneumonia pada Bayi

Melansir dari Kids Health, gejala pneumonia pada bayi, yaitu:

  • Demam
  • Batuk
  • Panas dingin
  • Napas cepat
  • Bernapas dengan suara mendengkur (mengi)
  • Sesak napas
  • Muntah
  • Sakit dada
  • Sakit perut
  • Lemas atau kurang aktif
  • Kehilangan nafsu makan.

Jika Si Kecil mengalami tanda-tanda tersebut, segera bawa ke rumah sakit.

 

Pengobatan Pneumonia pada Bayi

Bayi yang mengidap pneumonia perlu banyak istirahat dan minum cairan untuk membantu tubuh melawan infeksi. Jika dokter mendiagnosis pneumonia bakteri, Si Kecil akan diobati dengan antibiotik. Berikan obat sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan dokter. 

Obat antibiotik juga harus dihabiskan untuk memastikan bakteri benar-benar mati dan tidak menginfeksi ulang. Bila Si Kecil mengalami mengi, dokter memberikan perawatan pernapasan.

Pneumonia virus tidak bisa diobati dengan antibiotik. Dokter meresepkan obat antivirus apabila infeksi virus adalah penyebabnya.

Anak mengalami demam tinggi, masalah pernapasan, membutuhkan oksigen, muntah dan tidak dapat minum obat, atau memiliki infeksi paru-paru yang telah menyebar ke aliran darah perlu dirawat secara intensif.

Perawatan di rumah sakit dapat mencakup pemberian antibiotik dan cairan infus dan perawatan pernapasan. Kasus yang lebih serius mungkin dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Pada umumnya, pneumonia bakteri sembuh dalam satu sampai dua minggu dengan pengobatan. Sedangkan pneumonia virus mungkin membutuhkan waktu empat sampai enam minggu untuk hilang sepenuhnya.

 

Berbagai Penyebab Pneumonia

Melansir dari World Health Organization, berikut virus, bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan pneumonia:

  • Streptococcus pneumoniae adalah penyebab umum pneumonia bakteri pada anak-anak.
  • Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah penyebab paling umum kedua pneumonia bakteri.
  • Virus lain yang menyebabkan pneumonia adalah respiratory syncytial virus.
  • Pada bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab pneumonia yang paling umum. Jamur ini menyebabkan seperempat bayi pengidap HIV meninggal karena pneumonia.

 

Langkah Pencegahan Pneumonia

Imunisasi mampu mencegah beberapa jenis pneumonia. Itu sebabnya, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi Haemophilus influenzae, pneumococcus, dan batuk rejan mulai usia 2 bulan.

Vaksin flu direkomendasikan untuk semua anak usia 6 bulan sampai 19 tahun. Vaksin COVID-19 direkomendasikan untuk semua anak berusia 5 tahun ke atas. Anak-anak yang mengidap gangguan jantung atau paru-paru perlu melakukan vaksin COVID-19.

Jika memungkinkan, jauhkan anak-anak dari orang yang mengalami gejala infeksi saluran pernapasan, seperti hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan dan batuk. Untuk anak di atas dua tahun, kenakan masker untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri penyebab pneumonia.

Anak juga butuh vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuhnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2022. Pneumonia.
World Health Organization. Diakses pada 2022. Pneumonia in children.